Di periode 2014-2019, Sudding sudah memiliki tim yang cenderung solid. Caranya berkampanye tidak banyak door to door.
Ia mengatakan, kampanye door to door di dapilnya cukul sulit dilakukan karena wilayahnya luas dan tidak padat penduduk.
Karena itu, ia kerap membuat pertemuan dengan timnya dan warga di kabupaten-kabupaten Sulawesi Tengah, untuk menyosialisasikan visi dan misi yang ia bawa ke Senayan.
Uang banyak bukan jaminan terpilih
Sudding mengatakan, dari tahun ke tahun, semakin banyak caleg yang mengeluarkan uang dengan jumlah besar untuk kampanye. Beberapa caleg, kata dia, masih merasa dengan uang yang banyak maka akan semakin besar potensi terpilihnya.
Ia menilai, cara tersebut bisa berhasil. Sebab, ada pula masyarakat yang masih pragmatis di beberapa daerah, termasuk di dapilnya.
Namun, ia mengatakan, dewasa ini, pemilih semakin cerdas dalam memilih caleg.
Karena itu, ia mengatakan, semakin banyak pula masyarakat yang tak lagi memilih dengan alasan mendapat uang yang banyak dari para caleg.
Baca juga: KPK Sebut Caleg yang Lapor Harta Kekayaan Baru 66 Persen
Ia menilai, kedekatan antara caleg dan pemilih justru lebih kuat pengaruhnya dalam memenangkan seorang caleg di pemilu.
Untuk menunjang pendanaannya, Sudding kini membuka beberapa unit usaha, di antaranya ialah kedai kopi. Melalui kedai kopinya di Sulawesi Tengah, ia juga kerap mengadakan pertemuan dengan masyarakat dan menyampaikan visi dan misinya.
"Ya saya buka warkop (warung kopi) di Palu (Sulawesi Tengah). Saya buka warkop di Jakarta juga, ada warkop saya. Di situlah tempat menjalin silaturahim segala macam," ujar dia dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.