Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Jawa Tengah Menentukan Kemenangan

Kompas.com - 09/04/2019, 17:46 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengakui perolehan suaranya di Jawa Tengah akan menentukan kemenangannya di pemilihan presiden 2019. Oleh karena itu ia berharap bisa menang dengan selisih suara yang besar di Jawa Tengah.

"Hati-hati. Jawa tengah akan sangat menentukan menang atau tidaknya kita," kata Jokowi dihadapan para pendukungnya saat berkampanye di Station Sriwedari, Solo, Selasa (9/4/2019).

Jokowi menilai ia dan calon wakil presiden Ma'ruf Amin harus menang besar di Jateng yang merupakan daerah basis suaranya sejak 2014 lalu. Sebab, ia mengakui saat ini ada juga sejumlah daerah dimana ia masih kalah dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Baca juga: 12 Kepala Daerah di Sumbar Deklarasi Dukung Jokowi-Maruf

"Tambahan elektabilitas di Jateng akan kita pakai untuk menutup di tempat lain. Oleh karena itu kita harus kerja keras," kata Jokowi.

Jokowi bahkan menargetkan suaranya di Jawa Tengah kali ini meningkat dibandingkan pada pemilihan presiden 2014 lalu. Saat itu, Jokowi yang juga berhadapan dengan Prabowo Subianto menang dengan angka 66 persen.

"Saya enggak mau lagi hanya menang 66 persen. Enggak mau," kata dia.

Jokowi kali ini memasang target menang di Jawa Tengah minimal 70 persen. Ia meyakini target tersebut bisa tercapai jika melihat antusiasme masyarakat Solo yang menyambut kehadirannya.

Baca juga: Jokowi : Pesta Demokrasi adalah Pesta Kegembiraan

Sementara untuk di Solo sendiri, Jokowi memasang target menang hingga 90 persen. Menurut dia, target itu tidak berlebihan mengingat Solo merupakan kota asalnya sekaligus kota dimana ia memulai karir politik.

Pada pilpres 2014 lalu, Jokowi menang 84 persen atas Prabowo.

"Awas, saya dari solo loh, jangan sampai hasilnya sama dengan 2014. Harus lebih dari 84 persen, setuju?" seru mantan Walikota Solo ini.

Dalam kampanye ini, hadir Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, politisi PDI-P Puan Maharani, Anggota Dewan Pengarah TKN Pramono Anung, serta putri Gus Dur Yenny Wahid. Sebelum tiba di Stadion Sriwedari, Jokowi sempat diarak menggunakan kereta kuda.

Kompas TV Empat hari jelang berakhirnya masa kampanye pilpres 2019, calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, menggelar kampanye di Karawang, Jawa Barat, Selasa (9/4). Kampanye berlangsung terbuka di Stadion Singaperbangsa, Kabupaten Karawang dan diikuti relawan dan partai politik pendukung Jokowi-Ma'ruf serta muslimat NU se-Jawa Barat. Kampanye akbar juga didampangi cawapres pendamping Jokowi, Ma'ruf Amin. Seperti biasanya, Jokowi mengajak masyarakat tidak percaya kabar bohong dan tetap semangat terus dan optimistis membangun Indonesia. #KampanyeJokowi #JokowiMaruf #JokoWidodo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com