Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Punya "Dilan", TKN Pertanyakan Gagasan Prabowo Benahi Pelayanan Publik

Kompas.com - 02/04/2019, 11:19 WIB
Ihsanuddin,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Mukhamad Misbakhun, menilai, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tak punya gagasan untuk membenahi kualitas pelayapnan publik melalui e-government.

Menurut dia, Prabowo tak melek teknologi karena minim konsep perbaikan pelayanan publik di tengah perkembangan teknologi informasi.

“Bayangkan saja negara lain seperti China, Jepang, Amerika dan banyak lainnya menerapkan e-government. Prinsipnya adalah tata kelola untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan good governance, tetapi tawaran toko sebelah justru teknologi lama,” ujar Misbakhun dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/4/2019).

Anggota Pansus Hak Angket KPK dari Fraksi Partai Golkar, Mukhamad Musbakhun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/7/2017).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Anggota Pansus Hak Angket KPK dari Fraksi Partai Golkar, Mukhamad Musbakhun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/7/2017).
Politisi Golkar ini membandingkan Prabowo dengan Jokowi yang menawarkan konsep Dilan, sebuah istilah dari akronim "Digital Melayani".

Baca juga: Jokowi: Diperlukan Pemerintahan Dilan, Digital Melayani

Misbakhun mengatakan, konsep digital melayani ini sudah diterapkan pemerintah lewat Online Single Submission (OSS).

Sistem perizinan terpadu ini bisa dimanfaatkan investor kelas kakap, perusahaan, maupun perorangan untuk usaha kecil mikro.

Selain itu, pemerintahan Presiden Jokowi juga terus mendorong penerapan e-budgeting, e-katalog dan e-procurement.

“Inilah perwujudan Dilan dalam pelayanan publik yang selama pemerintahan Pak Jokowi sudah dirintis dan berjalan,” ujar Misbakhun.

Anggota Komis XI DPR itu menyebutkan, beberapa daerah sudah bisa menerapkan e-budgeting secara baik.

Baca juga: Jokowi: Ke Depan, Negara yang Cepat Menguasai Negara yang Lambat

Bahkan, kata dia, penerapan teknologi informasi dalam menunjang pelayanan publik sudah menjangkau desa.

Contohnya, penggunaan aplikasi sistem keuangan desa (Siskeudes) versi 2.0. Oleh karena itu Misbakhun menegaskan, digitalisasi adalah sebuah keniscayaan.

“Masyarakat akan berjalan dalam peradaban digital. Pelayanan publik yang selama ini melalui manual, sudah mulai koputerisasi karena pemerintah mau tidak mau juga harus menyesuaikan diri dengan peradaban itu,” ujar Misbakhun.

Misbakhun yakin, digitalisasi layanan pemerintahan juga akan mencegah praktik korupsi.

Menurut dia, dengan teknologi informasi, maka pertemuan tatap muka yang membuka celah transaksi koruptif bisa diminimalkan.

Baca juga: Prabowo: Masalahnya, Kekayaan Indonesia Hanya Dikuasai Segelintir Orang

“Bahkan tender-tender di pemerintahan pun kini tak perlu bertatap muka untuk mengetahui prosesnya karena procurement bisa diketahui oleh publik luas termasuk hasilnya. Sementara sejauh ini saya belum tahu tawaran dari toko sebelah (tim Prabowo),” kata dia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com