Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Demokrat Sebut Pembicaraan Jatah Menteri sebagai Hiburan Demokrasi

Kompas.com - 02/04/2019, 11:16 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, dibeberkannya pembagian kursi menteri oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, merupakan hiburan di tengah riuhnya suasana demokrasi. 

Termasuk, dipertimbangkannya Komandan Satgas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai salah satu kandidat menteri. 

Ferdinand mengatakan, pernyataan soal pembagian kursi menteri yang dikemukakan Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno,  Hashim Djojohadikusumo itu bukan sesuatu yang penting.

Baca juga: Hashim: Kalau Prabowo Menang, 7 Menteri untuk PAN, PKS 6, Demokrat Masih Dipertimbangkan

Sebab, pembagian posisi menteri kabinet tentu akan menjadi hak prerogatif Prabowo Subianto sebagai presiden, jika berhasil memenangkan Pemilihan Presiden 2019.

"Anggapan ini sebagai sebuah hiburan saja ditengah demokrasi bukan menjadi sesuatu yang penting sekali pernyataan Hashim tersebut ya, karena domain kabinet itu adalah hak prerogatif pak Prabowo nanti dan tentu dibantu oleh Sandiaga Uno sebagai wakil presiden," kata Ferdinand saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/4/2019).

Menurut Ferdinand, pembicaraan terkait pembagian posisi menteri sudah dibicarakan secara khusus antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra dan calon presiden.

Oleh karena itu, pihaknya akan mengikuti komitmen dan kerja sama dari kedua ketua umum partai tersebut.

Ferdinand juga mengatakan pembicaraan terkait pembagian kursi menteri tak perlu dibahas. 

"Kita sedang fokus untuk memenangkan Pilpres ini dulu di luar bicara kursi menteri," tuturnya.

Sebelumnya, Hashim mengatakan, pembicaraan mengenai pembagian kursi menteri di koalisi partai pendukung capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga sudah dibahas.

Baca juga: Menurut AHY, Bicara Jatah Menteri Melukai Perasaan Rakyat

Hashim mengatakan, Partai Amanat Nasional (PAN) akan mendapatkan tujuh posisi menteri dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendapatkan enam posisi menteri. Sementara itu, untuk 2 partai lain yaitu Partai Demokrat dan Berkarya masih dalam pembahasan BPN Prabowo-Sandiaga.

"Untuk partai-partai lain, saya kira masih dalam diskusi," ujar Hashim.

Selain itu, ketika ditanya mengenai nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang masuk sebagai salah satu kandidat menteri, Hashim mengatakan hal itu masih dalam pertimbangan.

"Iya salah satu yang dipertimbangkan. Tapi masih dipertimbangkan," ujar Hashim.

Kompas TV Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo mengatakan sudah ada pembicaraan mengenai kursi menteri jika Prabowo-Sandi memenangi pilpres 2019. Hashim mengatakan nantinya ada tujuh menteri dari PAN dan enam jatah menteri dari PKS. Namun untuk partai pengusung Prabowo-Sandi lainnya, yakni Partai Demokrat dan Partai Berkarya masih dalam pertimbangan. #HashimDjojohadikusumo #PrabowoSandi #KursiMenteri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com