Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Kritik Pernyataan Jokowi soal Tak Ada Invasi dalam 20 Tahun ke Depan

Kompas.com - 30/03/2019, 22:42 WIB
Kristian Erdianto,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengkritik pernyataan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo saat debat keempat pilpres di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).

Jokowi mengatakan dirinya menerima informasi dari intelijen strategis bahwa dalam 20 tahun ke depan, dapat dikatakan, tidak akan ada invasi dari negara lain.

Namun, menurut Prabowo, seharusnya dalam pertahanan dan keamanan tidak boleh ada anggapan tidak akan ada perang di masa depan.

Prabowo pun mempertanyakan pihak yang memberikan briefing seperti itu ke presiden.

"Pak, yang memberi briefing kepada bapak aduh...aduh...aduh....aduh...," ucap Prabowo.

"Siapa yang memberi briefing itu, Pak? Dalam pertahanan dan keamanan tidak boleh menganggap tidak akan ada perang," ujarnya.

Baca juga: Jokowi: Seusai Informasi Intelijen, Indonesia Tak Akan Diinvasi 20 Tahun ke Depan

Prabowo kemudian menuturkan pengalamannya saat masih aktif di dinas kemiliteran pada 1974

Ketika itu ia berpangkat Letnan Dua dan menerima briefing yang sama dari para jenderalnya, bahwa tidak akan ada perang dalam 20 tahun ke depan.

Namun, pada 1975, pecah konflik bersenjata di Timor-Timur.

"Saya Letnan Dua berangkat ke Timtim, Pak," kata Prabowo.

Mantan Danjen Kopassus itu berpendapat, tidak ada yang dapar memprediksi bahwa di masa depan tidak akan terjadi perang.

Baca juga: Jokowi Sebut Prabowo Sangat Khawatir Soal Investasi Asing

Oleh sebab itu, pemerintah seharusnya memperkuat sektor pertahanan sebagai upaya antisipasi.

"Laut kita kaya, hutan kita kaya, negara-negara lain mengincar kekayaan kita," ucapnya.

"Kalau saya presidennya, saya ganti itu yang berikan briefing itu. Kok berani laporan ke panglima tertinggi seperti itu?" tutur Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com