Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan soal Dampak Operasi Pengejaran KKB di Nduga Akan Diserahkan Ke Komnas HAM

Kompas.com - 29/03/2019, 20:32 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim investigasi independen akan menyerahkan hasil temuannya terkait dampak operasi pengejaran aparat terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), di Kabupaten Nduga, Papua, kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Anggota Tim Investigasi Theo Hasegem berharap, Komnas HAM dapat membentuk tim investigasi untuk menelusuri dugaan pelanggaran HAM pada operasi itu.

"Komnas HAM saya pikir akan membentuk tim investigasi kasus dugaan pelanggaran HAM di Papua," ungkap Theo usai konferensi pers di kantor Amnesty International Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (29/3/2019).

Seperti diketahui, aparat mengejar para anggota KKB setelah mereka melakukan penembakan terhadap pekerja PT Istaka Karya di daerah tersebut, pada Minggu (2/12/2018).

Hasil temuan tersebut, katanya, hanya merupakan laporan awal sehingga membutuhkan investigasi lebih lanjut untuk melengkapinya.

Anggota Tim Investigasi Theo Hasegem (tengah) saat konferensi pers di kantor Amnesty International Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (29/3/2019).KOMPAS.com/Devina Halim Anggota Tim Investigasi Theo Hasegem (tengah) saat konferensi pers di kantor Amnesty International Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (29/3/2019).
Theo mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan Komnas HAM untuk menginvestigasi secara lebih mendalam.

Baca juga: Catatan Kriminal KKB di Papua Selama 1 Tahun, Bunuh 26 Orang dan Perkosa Tenaga Medis

"Pasti kami akan bentuk tim investigasi dengan Komnas Jakarta termasuk perwakilan Papua, dan bekerja sama akan melakukan inestigasi mendalam," ungkap dia.

Menurut data tim investigasi, terdapat puluhan ribu pengungsi akibat operasi aparat mengejar KKB.

Rinciannya, 4.276 pengungsi di Distrik Mapenduma, 4.369 di Distrik Mugi, 5.056 di Distrik Jigi, 5.021 di Distrik Yal, dan 3.775 di Distrik Mbulmu Yalma.

Pengungsi juga tersebar di Distrik Kagayem sebanyak 4.238 jiwa, Distrik Nirkuri sebanyak 2.982 jiwa, Distrik Inikgal sebanyak 4.001 jiwa, Distrik Mbua sebanyak 2.021 jiwa, dan Distrik Dal sebanyak 1.704 jiwa.

Para pengungsi yang terdiri dari anak-anak, ibu-ibu, dan lansia, kata Theo, mengungsi ke hutan dan bersembunyi di gua.

Menurut Theo, ada Ibu-ibu pengungsi yang melahirkan di hutan dan kesulitan mengakses pertolongan medis.

Theo mengungkapkan, akses terhadap pendidikan untuk anak-anak juga menjadi terganggu akibat operasi aparat mengejar KKB.

Tim investigasi juga menemukan korban masyarakat sipil yang meninggal.

Baca juga: Ungkap Temuan di Nduga, Tim Investigasi Minta Pemerintah Evaluasi Operasi Pengejaran KKB

"Tim juga telah menemukan korban dari masyarakat sipil di beberapa kampung, di antaranya dua anak sekolah yang ditembak di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, dan beberapa warga sipil yang ditembak lalu menderita hingga meninggal dunia," kata Theo.

Lalu, ada pula masyarakat yang disebutkan Theo hilang, yaitu Pendeta Geyimin Nirigi.

Selain itu, sejumlah rumah ibadah dikatakan dirusak, beserta rumah penduduk, puskesmas, yang dibakar aparat.

Kompas TV Seorang anggota brimob meninggal dunia dan dua lainnya terluka setelah terlibat kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua. Para korban sedang menjaga bandara saat ditembaki kelompok kriminal bersenjata. Ketiga korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Mimika, Papua. Ipda Arif Rahman mengalami luka tembak di bahu kiri sedangkan Bharada Rafi Fitriah kurniawan ditembak di bagian punggung. Sementara Bharada Aldi meninggal dunia akibat luka tembak di bagian dada. #KelompokKriminalBersenjata #AnggotaBrimob #Nduga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com