Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN Diprediksi Tak Lolos ke DPR, Ini Kata Ketua DPP

Kompas.com - 21/03/2019, 14:18 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengaku tak khawatir dengan hasil survei Litbang Kompas yang memprediksi partainya tidak lolos ke parlemen pada Pemilu 2019 mendatang.

Yandri mengatakan, meski banyak survei menyebut elektabilitas PAN berada di bawah ambang batas parlemen sebesar 4 persen, namun PAN selalu berada di posisi lima besar perolehan suara pada pemilu-pemilu sebelumnya.

"Tapi faktanya PAN itu selalu lima besar. Makanya PAN selalu pimpinan DPR, selama pemilu yang berlangsung sejak reformasi. Kami tidak khawatir, karena berdasarkan pengalaman PAN itu selalu lolos," ujar Yandri saat dihubungi, Kamis (21/3/2019).

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 18,2 Persen Responden Belum Tentukan Pilihan Parpol

Yandri menjelaskan, dalam setiap pemilu, perolehan suara kader atau calon anggota legislatif menjadi faktor yang meloloskan PAN ke parlemen.

Menurut dia, di sejumlah daerah perolehan suara caleg justru lebih besar dari jumlah pemilih atau pendukung PAN.

Artinya, jika mengacu survei Litbang Kompas, elektabilitas PAN sebesar 2,9 persen ditambah 5 atau 6 perseb dari caleg, Yandri optimistis partainya mampu melampaui ambang batas parlemen.

"Misalkan di tempat saya, Banten, PAN hanya 30 ribu (suara), saya 80 ribu. Nah ternyata setelah hasil pemilu (2014) PAN itu suara terbanyak karena ada suara saya, suara caleg," kata Yandri.

Baca juga: Survei Litbang ”Kompas”, 7 Parpol Terancam Tak Lolos ke Senayan

Sebelumnya, hasil survei Litbang Kompas 22 Februari-5 Maret menunjukkan tujuh partai politik peserta pemilu terancam tak lolos ke Senayan untuk mendapatkan kursi DPR.

Ketujuh parpol tersebut mendapat suara yang jauh di bawah ambang batas lolos ke parlemen sebesar 4 persen. Salah satunya, PAN yakni sebesar 2,9 persen.

Survei Litbang Kompas ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error kurang lebih 2,2 persen. 

Kompas TV Sisa 1 bulan bagi elite parpol untuk menggerakkan mesin parpol agar bisa meraih suara yang bisa membawa para calegnya ke Senayan. Hal ini terutama bagi parpol-parpol yang masih belum aman untuk lolos ambang batas parlemen sebesar 4 persen.<br /> Nah, bagaimana para elite parpol ini berjuang untuk bisa lolos ke Senayan? Simak dialognya bersama Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Arwani Thomafi, Wakil Ketua Umum Partai Hanura Gede Pasek Suardika, dan ada anggota Mahkamah Partai Amanat Nasional Abdul Hakam Naja, serta analis politik SMRC, Sirojudin Abbas. #Parlemen #AmbangBatasParlemen #LoloskeDPR. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com