Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Kampanye Akbar, Ma'ruf Minta Pendukung Tingkatkan Elektabilitasnya

Kompas.com - 11/03/2019, 16:52 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin meminta pendukungnya meningkatkan elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di semua daerah menjelang digelarnya kampanye akbar.

"Kami lebih baik bermain lugas, tidak kepada daerah-daerah tertentu. Kita melakukan serangan ke seluruh wilayah, secara luas. Makanya mengawasi, memperketat, daerah-daerah yang elektabilitasnya belum baik," papar Ma'ruf melalui keterangan tertulis, Senin (11/3/2019).

Lantaran tak ingin kecolongan, Ma'ruf meminta semua pendukungnya memastikan kemenangan di semua daerah. Terlebih di daerah yang elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih di bawah pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Nantinya, di kampanye akbar, Ma'ruf meminta para pendukungnya fokus menyosialisasikan keberhasilan pemerintahan Jokowi di berbagai bidang. Ia menilai apa yang telah dilakukan pemerintahan saat ini akan lebih dioptimalkan di periode berikutnya.

Baca juga: Maruf Amin Sebut Suara di Sumut Beralih ke Jokowi Setelah Hoaks Diklarifkasi

Ia pun meminta pendukungnya mewaspasai hoaks dan kampanye hitam yang kerap menerpa pasangan Jokowi-Ma'ruf. Demi menepis keduanya, Ma'ruf mengatakan diperlukan kerja ekstra dari tim kampanye, relawan, dan kader partai politik pendukung.

Ia juga berharap kampanye akbar nantinya berjalan tanpa terjadi gesekan antar kelompok masyarakat.

"Dengan tidak juga merusak gambar-gambar, pasang saja gambar sebanyak mungkin masing-masing. Tapi jangan gambar yang lain dirusakin. Itu tidak sehat. Saya kira begitu," lanjut dia.

Kompas TV Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (#SMRC) merilis hasil survei terbaru elektabilitas capres-cawapres di #Pilpres2019. Elektabilitas berdasarkan pertanyaan, jika pilpres dilaksanakan hari ini, siapa pasangan capres-cawapres yang akan dipilih? Hasilnya 54,9 persen responden menjawab Jokowi-Ma'ruf, 32,1 persen memilih Prabowo-Sandi, dan 13,0 persen belum menentukan pilihan. Survei dilakukan pada 24 hingga 31 Januari 2019 kepada 1.620 responden yang dipilih secara multistage random sampling. #ElektabilitasCapres
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com