Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko Sebut Hoaks dan Fitnah Tak Pengaruhi Elektabilitas Jokowi

Kompas.com - 06/03/2019, 15:24 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Moeldoko mengklaim, elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin tidak anjlok akibat 'serangan' hoaks dan fitnah di sejumlah daerah.

"Turun banget sih enggak, cuma kan terganggu saja," ujar Moeldoko saat dijumpai di Istana Presiden, Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Buktinya, kata Moeldoko, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf yang dirilis sejumlah lembaga survei masih unggul dibanding pesaingnya, yakni capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Baca juga: Sambangi Bareskrim, TKN Laporkan Video Berisi Fitnah Terhadap Jokowi-Maruf

Survei paling baru, yakni dari LSI Denny JA. Dari Agustus 2018 hingga Januari 2019, dinamika elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masing-masing 52,2 persen, 53,2 persen, 57,7 persen, 53,2 persen, 54,2 persen, dan 54,8 persen.

Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga, dinamikanya bergerak pada angka 29,5 persen, 29,2 persen, 28,6 persen, 31,2 persen, 30,6 persen, dan 31,0 persen.

Moeldoko melanjutkan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih perlu digenjot di sejumlah daerah seperti Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. 

"Kalsel dan Sulsel kita hanya kalah sedikit. Kalau Jabar, ini sudah mulai reborn, karena kita punya kekuatan di sana sudah mulai masif. Pokoknya daerah-daerah yang prioritas itu, ya mesti ditangani. Yang lain bukan ditinggalkan, tapi prioritas," ujar Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu berharap tidak ada pihak yang menggunakan cara-cara kotor untuk berkuasa.

"Saya mengecam cara-cara seperti itu (menyebarkan hoaks dan fitnah). Itu sungguh tidaklah beradab, tidak baik," ujar Moeldoko.

Baca juga: Tanggapi Survei LSI, TKN Semakin Yakin Tren Kenaikan Elektabilitas Jokowi-Maruf

Diketahui, baru-baru ini, Jokowi diserang dengan berbagai macam hoaks. Misalnya, Jokowi disebutkan akan melarang suara adzan berkumandang apabila terpilih kembali menjadi presiden.

Belum rampung kasus itu, muncul lagi isu miring bahwa Jokowi akan menghapus mata pelajaran agama dari kurikulum pendidikan apabila terpilih menjadi presiden pada periode 2019-2024 mendatang.

Kompas TV Wakil Presiden #JusufKalla menegaskan kampanye hitam yang menyebut pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma&#39;ruf akan menghapus pendidikan agama dan pesantren jika terpilih adalah hoaks.<br /> <br /> Terkait viralnya video #kampanyehitam di #Makassar yang mengatakan pelajaran agama akan dihapus jika Jokowi jadi presiden kembali, Wapres mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya isu yang diedarkan oleh pihak-pihak yang menyebarkan berita bohong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com