Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut 3 Langkah Pemerintah Dorong Harga Karet

Kompas.com - 09/03/2019, 14:50 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

PALEMBANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyebut, pemerintah telah melakukan langkah untuk mendorong harga karet dari petani kembali naik.

Presiden menyebut, langkah pertama adalah koordinasi dengan negara penghasil karet mentah untuk kendalikan pasokan di pasar.

"Produsen terbesar karet Indonesia, Malaysia dan Thailand. Kita sudah kontak mereka untuk kendalikan suplai ke pasar bisa diturunkan," kata Jokowi saat silahturahim dengan petani karet se- Sumatera Selatan di perkebunan rakyat Desa Lalang Sembawa, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sabtu (9/3/2019), seperti dikutip Antara.

Baca juga: Di Masjid Istiqlal Lampung, Jokowi Bicara soal Hoaks Larangan Azan

Jokowi mengakui, negosiasi dengan negara lain tidak mudah. Namun, dalam pekan dua pekan ini harga karet mulai naik.

"Dulu karet harganya Rp 5.000-Rp 6.000 per kilogram, sekarang Rp 8.900 sampai Rp 9.000 per kilogram. Ini harus disyukuri karena ekonomi dunia masih dalam posisi belum baik. Nggak mungkin akan seperti ini terus. Kalau keadaan normal harga akan kembali baik dalam posisi belum normal," katanya.

Presiden juga mengatakan, pemerintah berupaya agar harga karet dari petani terdongkrak ke harga normal dengan menambah serapan ke pasar dalam negeri.

Baca juga: Saat Jokowi Diminta Kampanye Gunakan Bahasa Lampung...

"Kedua saya perintahkan Menteri PUPR Pak Basuki, sekarang ngaspal jalan jangan hanya pakai aspal, campur dengan karet," katanya.

Kepala Negara menyebut, langkah ini sudah dicoba di Sumsel, Riau, dan Jambi.

"Sudah dicoba dan hasilnya bagus. Saya perintahkan semua provinsi kalau aspal jalan pakai karet, sehingga kita tidak bergantung pada pasar luar negeri," katanya.

Langkah ketiga, kata Jokowi, adalah Indonesia harus punya pabrik sehingga tidak usah di jual ke luar.

"Karena pasar dunia sukanya mengatur. Kelihatan tak banyak. Tahan dulu, harga jatuh baru dibeli. Kita ingin industri yang berkaitan dengan bahan baku karet mentah seperti pabrik ban, sarung tangan dan lain-lain," jelasnya.

Presiden juga memperintahkan BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Persero untuk beli karet rakyat.

"Beli dengan harga yang baik. Simpan dulu nggak apa-apa. Suatu saat harga dunia karena barang nggak ada, baru dilepas," katanya.

Dengan langkah yang diambil pemerintah tersebut, harga karet kembali normal dan kesejahteraan petani bisa terwujud.

Dalam silaturahim ini Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi dan beberapa Menteri Kabinet Kerja, diantaranya Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Seskab Pramono Anung dan Gubernur Sumsel Herman Deru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com