Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pemilu 2019, Ini Seruan Moral KWI bagi Umat Katolik

Kompas.com - 01/03/2019, 17:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengeluarkan seruan moral bagi umat Katolik di Indonesia terkait pelaksanaan Pemilu 2019.

Ketua Komisi Kerasulan Awam KWI Mgr Vincentius Sensi Potokota menjelaskan, salah satu poin seruan ditujukan bagi umat Katolik, baik sebagai pemilih, penyelenggara dan pengawas, maupun sebagai kandidat.

"Sebagai pemilih, kita harus mempunyai informasi yang cukup terkait kandidat yang akan dipilih dan partai politiknya. Kedua, mengetahui hal-hal teknis seputar pemilu, meluangkan waktu ke TPS untuk memberikan suara, mencoblos kartu suara secara benar, dan turut serta mengawasi penghitungan suara," ujar Vincentius dalam siaran pers yang diterima, Jumat (1/3/2019).

Baca juga: Bertemu, Ini yang Dibahas Presiden Jokowi dan Pengurus KWI

Ketiga, umat Katolik diharapkan menolak politik uang dengan tidak menerima uang atau barang apa pun yang diberikan dengan maksud supaya mereka memilih kandidat tersebut.

Kempat, diharapkan memilih kandidat yang beriman dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Kelima, memilih kandidat yang berani menolak segala bentuk radikalisme dan intoleransi.

Keenam, memilih kandidat yang dapat memperjuangkan kepentingan umum dan tidak memolitisasi agama dan suku. Ketujuh, memilih berdasarkan suara hati dan bukan karena adanya tekanan dan pesanan tertentu.

Baca juga: PGI dan KWI Harap Pemerintah Serius Cegah Tumbuhnya Ideologi Terorisme

Terakhir, peka dan peduli dengan sesama pemilih, khususnya yang mengalami disabilitas atau keterbatasan lain.

Vincentius melanjutkan, umat Katolik yang bertugas sebagai penyelenggara serta pengawas pemilu juga diserukan agar pertama, memahami dan melaksanakan secara konsisten Undang-Undang Pemilu serta aturan yang berlaku.

"Kedua, bekerja secara profesional. Ketiga, melayani masyarakat kandidat dan partai politik secara baik. Keempat, memberikan informasi yang cukup dan akurat kepada masyarakat terkait pemilu," papar Vinventius.

Baca juga: Catatan KWI untuk RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan

Terakhir, umat Katolik sebagai penyelenggara dan pengawas pemilu juga diserukan supaya menegakkan kode etik penyelenggara pemilu secara konsisten.

Adapun kepada kandidat yang beragama Katolik, KWI menyerukan pertama, agar berkampanye bersih tanpa mengumbar kebencian dan menyebarkan berita bohong. Kedua, mempunyai komitmen memperjuangkan kepentingan umum dan Gereja Katolik.

Ketiga, mempunyai wawasan ke-Indonesia-an yang memadai dan kemampuan untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa yang saat ini masih ada. Kempat, setia terhadap Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Baca juga: KWI Lapor Jokowi soal Acara Pemuda Katolik se-Asia Belajar Toleransi

"Terakhir, bersih dari cacat hukum dan moral," ujar Vincentius.

Mewujudkan kesejahteraan bersama

Vincentius melanjutkan, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan umat Katolik Tanah Air. Umat Katolik diharapkan ikut menciptakan suasana damai, baik sebelum, pada saat, maupun sesudah pemilu berlangsung, dengan tidak terprovokasi oleh berbagai jenis ajakan, ajaran, dan tawaran yang mengarah pada munculnya konflik, perpecahan, dan kekerasan di masyarakat.

"Umat harus bersikap aktif membangun komunikasi dan kerja sama dengan kelompok serta umat beragama lain karena pesta demokrasi ini menjadi tanggung jawab semua warga masyarakat," ujar Vincentius.

Baca juga: Din Syamsuddin Kunjungi Kantor KWI

KWI meyakini bahwa politik itu pada dasarnya baik karena sarana untuk mewujudkan kesejahteraan bersama (bonum commune).

Politik dalam dirinya sendiri itu mengandung nilai-nilai luhur, misal pelayanan, pengabdian, pengorbanan, keadilan, kejujuran, ketulusan, solidaritas, kebebasan, dan tanggung jawab.

Oleh sebab itu, dunia politik harus diisi oleh orang-orang yang mempunyai kapasitas, loyalitas, integritas, dan dedikasi yang tinggi dalam mengemban jabatan serta menggunakan kekuasaan.

"Pemilu ini harus dilaksanakan dalam batas-batas moral sehingga kehidupan bersama yang lebih baik akan menjadi kenyataan," ujar Vincentius.

Kompas TV Umat Katolik di Jakarta, memanjatkan doa bagi korban bencana tsunami di Selat Sunda, dalam pelaksanaan misa Natal tahun ini. Keuskupan Agung Jakarta juga mengajak umatKatolikuntuk membantu meringankan beban warga yang kekurangan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com