Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Nilai Prabowo Kurang Bijaksana karena Turut Kritik SBY

Kompas.com - 08/02/2019, 17:44 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin menyesalkan pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia sudah salah arah sejak era Orde Baru.

Amir menilai, dengan pernyataan itu, Prabowo turut mengkritik sepuluh tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Padahal, SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat telah membawa partainya mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

"Saya hanya bisa berkomentar bahwa pernyataan tersebut kurang bijaksana," kata Amir kepada Kompas.com, Jumat (8/2/2019).

Baca juga: Prabowo Sebut Kekeliruan Arah Pembangunan Terjadi Sejak Orde Baru

"Pernyataan tersebut berpotensi melukai orang-orang yang sejauh ini sudah sedemikian teguh dan berkomitmen mendukungnya," kata Amir.

Kendati demikian, saat ditanya apakah Prabowo sebaiknya minta maaf dan mencabut pernyataannya itu, Amir menyerahkan hal tersebut kepada Ketua Umum Partai Gerindra itu.

"Terpulang kepada Prabowo. Namun, agar diketahui walaupun banyak elite yang berperilaku tidak terpuji, keliru kalau dikatakan semua elite," kata mantan Menteri Hukum dan HAM di era SBY ini.

Mantan Menteri Hukum dan HAM Amir SyamsuddinAmbaranie Nadia K.M Mantan Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin

Baca juga: Komisioner KPU: Golput Keren di Orde Baru, Kalau Sekarang Rugi

Kendati menyesalkan pernyataan Prabowo itu, Amir berharap seluruh kader Demokrat tetap solid mendukung Prabowo di Pilpres 2019.

Menurut dia, Prabowo adalah harapan untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik ketimbang pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla saat ini.

"Kami para elite dan terutama Pak Prabowo tempat rakyat menggantungkan harapan agar dapat menyongsong harapan dan masa depan yang lebih baik daripada hari ini. Tugas kita adalah mengawal harapan itu," ucap Amir.

Baca juga: Prabowo: Kalau Elite Saat Ini Terus Berkuasa, Tak Mungkin Ada Perbaikan

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sebelumnya mengatakan bahwa arah pembangunan Indonesia saat ini menuju ke arah yang keliru. Kekeliruan tersebut terjadi sejak puluhan tahun lalu, bahkan saat Orde Baru berkuasa.

Hal itu ia ungkapkan saat menghadiri perayaan ulang tahun ke-20 Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di Sports Mall, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (6/2/2019).

"Dari awal, dari sekian belas tahun, sekian puluh tahun, dari saya masih di dalam Orde Baru saya sudah melihat arah perkembangan, arah pembangunan Indonesia, sebenarnya arahnya menuju arah yang keliru," ujar Prabowo.

Baca juga: Prabowo: Ada Sesuatu yang Buat Elite Indonesia Enggak Suka Sama Saya...

Menurut Prabowo, para elite saat ini telah gagal dalam mengelola negara. Ia pun menyebut para elite itu tidak berguna. Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, semua indikator pembangunan menunjukkan Indonesia tengah menuju kegagalan.

Kompas TV Terkait peringatan hari anti-korupsi bahasan ini juga menjadi perbincangan warganet di media sosial termasuk Facebook. Kita simak ulasannya bersama Yasir Neneama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com