Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Menguat, Sandiaga Apresiasi Pemerintah

Kompas.com - 01/02/2019, 10:31 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengapresiasi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Menurut dia, kinerja pemerintah tetap patut diapresiasi ihwal penguatan rupiah meskipum bisa jadi hal tersebut dipengaruhi faktor eksternal.

"Itu tentunya rupiah naik turun itu kemarin kita lihat eksternal. Keadaan eksternal tentunya apakah ini karena eksternal atau karena modal masuk tentunya rupiah menguat harus kita apresiasi," kata Sandiaga di Media Center Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Baca juga: Tunggu Data Inflasi, Penguatan Rupiah Diprediksi Terus Berlanjut

Namun, ia mengingatkan pemerintah agar tak terlena dengan penguatan rupiah. Ia meminta pemerintah terus menjaga tren positif tersebut.

Sebab jika tidak, maka hal tersebut akan mengganggu industri dan pengusaha yang mengimpor bahan bakunya dari luar negeri.

Ia berharap ke depannya rupiah bisa terus menguat dan jauh lebih stabil sehingga membawa kepastian bagi dunia usaha.

Baca juga: Jokowi: Anak Muda Jangan Banyak Mengeluh, Jangan Pesimis

"Jangan sampai stabilitas melorot lagi ke angka Rp 14.000 lebih. Ini yang memberatkan untuk UKM karena kalau UKM itu sudah order (bahan baku) harga dengan Rp 14.500 tiba-tiba (dollar) menguat dia akhirnya tidak bisa melakukan pricing ke harga-harga pokoknya," ujar dia.

"Kita tentunya syukuri kalau rupiah kita menguat dan pastikan ke depan akan lebih jauh stabil," lanjut Sandiaga.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berhasil menguat di awal perdagangan Senin (28/1/2019). Mengutip Bloomberg, di pasar spot rupiah menguat ke posisi Rp 14.032 per dollar AS atau naik 0,39 persen dari posisi akhir pekan lalu.

Baca juga: Didoakan Said Aqil Menang Pilpres, Ini Respons Jokowi

Nilai tukar rupiah diprediksi terus melanjutkan penguatan. Ini sejalan dengan pergerakan Mata Uang Garuda yang meninggalkan level Rp 14.000 per dollar AS.

Pada Kamis (31/1/2019) kemarin, nilai tukar rupiah menyentuh level tertinggi dalam 7 bulan. Hal ini disebabkan pelemahan nilai tukar dollar AS setelah bank sentral Federal Reserve yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan Fed Fund Rate.

Adapun berdasarkan data spot Bloomberg, Jumat (1/2/2019), pukul 09.52, rupiah bertengger pada level Rp 13.790 per dollar AS. Rupiah dibuka pada level Rp 13.945 per dollar AS. 

Pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah berada pada level Rp 13.792 per dollar AS. Pergerakan rupiah berada pada kisaran Rp 13.945-13.895 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com