Sesungguhnya debat adalah hal yang paling efektif. Menilik hasil rating/share Nielsen Media Research, puluhan juta orang di seluruh Indonesia secara serentak menonton debat pertama yang berlangsung 17 Januari lalu.
Pesan kuat dan tegas, termasuk serangan kritis dan menohok yang ditunggu-tunggu bisa menjadi kunci kemenangan dalam debat.
Debat yang bisa mengubah angka adalah debat yang kritis yang disampaikan dengan formulasi sederhana dan mengena.
Debat seperti ini akan menjadi pembahasan berhari- hari dan membentuk opini jika piawai dimainkan oleh para pendukungnya.
Sebaliknya, jika debat hanya disampaikan dengan formulasi seadanya, maka tak akan berpengaruh banyak pada perubahan suara. Sebagai gantinya, gaduh di media sosial yang miskin substansi dan cenderung membias pada efek pecah belah bangsa karena dibumbui oleh banyak sekali berita bohong atau hoaks akan terus mewarnai.
Yang terjadi adalah pemilih yang antipati terhadap pesta demokrasi.
Bukankah selama beberapa bulan kampanye ini pergerakan kedua kubu relatif stagnan, tak ada penambahan suara yang signifikan?
Saya Aiman Witjaksono.
Salam.