Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan dan Difabel Ini Disebut Sandiaga dalam Debat Pilpres 2019

Kompas.com - 18/01/2019, 14:45 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, menyebut dua nama yang disebutnya sebagai rakyat biasa dalam debat pertama Pilpres 2019 yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Kamis (17/1/2019) malam.

Dua nama tersebut diambil sebagai contoh oleh Sandiaga ketika menjawab pertanyaan dalam debat pertama yang diselenggarakan di Gedung Bidakari, Jakarta ini.

Siapa saja dua nama tersebut? Berikut ulasan Kompas.com berdasarkan debat pertama Pilpres 2019.

1. Nelayan bernama Najib

Sandiaga mengatakan, dalam kunjungan yang pernah ia lakukan, dirinya bertemu dengan seorang nelayan di Pantai Pasir Putih Cilamaya, Karawang, Jawa Barat bernama Najib.

Nama tersebut disebut oleh Sandiaga ketika tema yang ditanyakan dalam debat mengenai hak asasi manusia (HAM). Fokusnya, tentang diskriminasi dan persekusi dari sisi HAM.

Menurut Sandi, Najib merupakan salah satu contoh masih adanya kriminalisasi dan persekusi yang luput dari perhatian pemerintah.

Hingga saat ini belum diketahui mengenai kasus persekusi dan kriminalisasi yang dilakukan terhadap Najib.

Baca juga: Jokowi: Pak Sandi Nuduh Lagi...

2. Zulfan Dewantara

Saat pertanyaan berfokus pada kaum disabilitas, Sandiaga kembali mengambil contoh dengan menyebutkan nama Zulfan Dewantara.

Dalam debatnya tersebut, Sandi menyampaikan bahwa Zulfan menjadi seorang inspirator, karena berhasil menjadi mentor bisnis secara online.

"Zulfan Dewantara, teman difabel yang kami temui adalah inspirasi. Beliau telah menciptakan lapangan kerja. Kesetaraan bukan hanya akses kepada infrastruktur, kesehatan, tapi untuk maju membuka lapangan pekerjaan," kata Sandiaga.

Menurut Sandi, para difabel bukan untuk dikasihani, melainkan berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

"Mereka tidak butuh belas kasihan. Mereka butuh kesetaraan. Peluang hidup yang lebih baik," ujar dia.

Baca juga: Adu Pernyataan Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga soal Disabilitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com