Kubu paslon nomor 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyebut bahwa kisi-kisi pertanyaan debat yang diputuskan oleh KPU merupakan permintaan dari kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat melakukan rapat tertutup bersama KPU dan pihaknya beberapa waktu lalu.
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga.
"Yang minta pertama kali kisi-kisi itu pihak mereka," kata Arya dalam jumpa pers di Rumah Cemara, Jakarta, Senin (7/1/2019).
Baca juga: Timses Jokowi: Kubu Prabowo yang Minta Kisi-kisi Pertanyaan Debat
Salah satu politisi PDI-P, Charles Honoris menyebut adanya kisi-kisi akan memudahkan kubu Prabowo-Sandi yang seringkali keluar dari tema bahasan atau 'offside'.
"Jadi daftar pertanyaan dari KPU ini supaya Prabowo tidak lagi menyebut Haiti ada di Afrika, dan tidak lagi asal ngomong selang cuci darah di RSCM dipakai untuk 40 orang. Juga agar Sandiaga bisa mengingat lagi utang-utangnya saat membangun Tol Cipali sehingga dia tidak lupa saat bicara ke publik," kata Charles.
Sementara itu, Wakil KTN Jokowi-Ma'ruf, Asrul Sani menyatakan tidak ada untung atau ruginya memberikan kisi-kisi pertanyaan debat, bagi kubunya.
"Enggak ada untung, enggak ada rugi. Pak Jokowi sebagai petahana, tentu pada dirinya sudah ada dan sudah tersimpan, data-data kebijakan, termasuk juga tabulasi atas pro dan kontra," ujar Arsul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/1/2019).
Calon presiden dari nomor urut 01, Ma'ruf Amin pun memberikan pandangannya terkait pemberian kisi-kisi ini. Ia menilai, kisi-kisi lebih baik diberikan daripada tidak sama sekali.
"Cuma memang lebih mudah dibanding tidak ada sama sekali, tetapi juga tidak terlalu mudah sebab kan nanti pertanyannya banyak," ujar Ma'ruf saat ditemui di Rumah Situbondo, Jakarta Pusat, Minggu (6/1/2019).
Baca juga: Komentar Maruf Amin soal Pemberian Pertanyaan Sebelum Debat
Bertentangan dengan pernyataan yang dilontarkan oleh kubu Jokowi-Ma'ruf, kubu Prabowo-Sandiaga justru menyampaikan pighaknya tidak pernah meminta diberikan kisi-kisi debat.
Hal itu disampaikan oleh Badan Pemenangan Daerah (BPD) paslon nomor urut 02, M Taufik.
"Mana ada? Pak Prabowo dan Pak Sandi kan kapan saja berdebat oke. Tidak ada itu. KPU yang salah menurut saya. Ngapain mau berdebat kok dikasih-kasih. Ini bagian dari kemunduran demokrasi. Kok mau debat dikasih tahu dulu pertanyaannya," kata Taufik.
Kubu Prabowo-Sandiaga juga menyatakan tidak sepaham dengan KPU jika pertanyaan diberikan beberapa waktu sebelum berdebat. Pemberian kisi-kisi dinilai menghilangkan nilai kejutan dalam debat nanti.
Hal itu disampaikan Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo-Sandi, Hinca Panjaitan.
"Ini untuk efek kejut, surprise bagi pemilih untuk memilih kedua pasangan calon. Harusnya dilepas netral, jangan dikasih daftar pertanyaan itu," ujar Hinca di kompleks parlemen, Senin (7/1/2019).