Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisi-kisi Debat Jadi Polemik, Ini Pernyataan KPU dan Dua Kubu Paslon

Kompas.com - 08/01/2019, 18:22 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.comDebat calon presiden dan wakil presiden bagian pertama yang akan diselenggarakan pada 17 Januari mendatang menimbulkan beberapa polemik.

Satu yang paling banyak menjadi perdebatan adalah adanya kisi-kisi pertanyaan yang diberikan 10 hari sebelum debat digelar.

Pemberian kisi-kisi ini merupakan hal baru dalam penyelenggaraan debat calon pemimpin negara di Indonesia. Hal itu kemudian menimbulkan banyak pertanyaan di masyarakat dan polemik di pihak-pihak yang terlibat langsung.

Berikut ini Kompas.com sandingkan pernyataan-pernyataan dari tiga pihak yang terlibat secara langsung: Komisi Pemilihan Umum (KPU), kubu Jokowi-Ma’ruf, dan kubu Prabowo-Sandi.

KPU

Ketua KPU Arief BudimanKompas.com/Fitria Chusna Farisa Ketua KPU Arief Budiman
KPU sebagai penyelenggara pemilu tentu berperan besar dalam berbagai kebijakan dan keputusan yang ada di sepanjang proses pemilihan. Ini termasuk saat debat kandidat.

Menyoal kisi-kisi pertanyaan untuk debat pertama yang banyak menjadi polemik ini, KPU memberikan beberapa keterangan.

Komisioner KPU, Pramono Ubaid Tanthowi, mengatakan bahwa pemberian pertanyaan kepada masing-masing pasangan calon sebelum debat digelar untuk dapat mengetahui jawaban para paslon secara mendalam.

“Dengan memberikan soal sebelumnya, gagasan yang disampaikan pasangan calon bisa lebih diuraikan dengan jelas dan utuh,” kata Pramono melalui keterangan tertulis, Minggu (6/1/2019).

Selain itu, kebijakan ini dilakukan untuk menjalankan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang menjalankan debat sebagai metode kampanye.

"Kesepakatan antara KPU dengan kedua timses pasangan capres-cawapres untuk memberikan kisi-kisi soal kepada pasangan calon seminggu sebeljm debat kandidat adalah untuk mengembalikan debat ke khitahnya, yakni sebaga salah satu metode kampanye yang diatur oleh UU," ujarnya.

Baca juga: Penjelasan KPU soal Pemberian Pertanyaan ke Pasangan Calon Sebelum Debat

Pramono menambahkan, tujuan debat bukan untuk adu cepat, melainkan adu gagasan. Debat juga bukan acara reality show yang penuh dengan kejutan, namun adu visi misi dan gagasan yang akan menjadi bahan pertimbangan masyarakat untuk memilih.

Diharapkan dengan adanya kisi-kisi pertanyaan ini, para kandidat dapat menyiapkan jawaban terbaik, berdasarkan data yang ada, hingga mengghasilkan ide-ide yang cemerlang.

Di kesempatan berbeda, Ketua KPU, Arief Budiman, menyebut kisi-kisi daftar pertanyaan yang diberikan kepada masing-masing kubu paslon bukan merupakan bocoran.

"Kalau dibocorkan itu kan kesannya disembunyi-sembunyikan lalu dibocor-bocorkan. Itu (pemberian daftar pertanyaan) memang disepakati (tim sukses paslon). Metode debat juga sudah didiskusikan," kata Arief.

Baca juga: Ketua KPU Sebut Daftar Pertanyaan Debat Pilpres Itu Bukan Bocoran

Kubu Jokowi-Ma’ruf

Foto Jokowi-Maruf yang akan dipasang di kertas suaraTwitter @pramonoanung Foto Jokowi-Maruf yang akan dipasang di kertas suara

Kubu paslon nomor 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyebut bahwa kisi-kisi pertanyaan debat yang diputuskan oleh KPU merupakan permintaan dari kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat melakukan rapat tertutup bersama KPU dan pihaknya beberapa waktu lalu.

Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga. 

"Yang minta pertama kali kisi-kisi itu pihak mereka," kata Arya dalam jumpa pers di Rumah Cemara, Jakarta, Senin (7/1/2019).

Baca juga: Timses Jokowi: Kubu Prabowo yang Minta Kisi-kisi Pertanyaan Debat

Salah satu politisi PDI-P, Charles Honoris menyebut adanya kisi-kisi akan memudahkan kubu Prabowo-Sandi yang seringkali keluar dari tema bahasan atau 'offside'.

"Jadi daftar pertanyaan dari KPU ini supaya Prabowo tidak lagi menyebut Haiti ada di Afrika, dan tidak lagi asal ngomong selang cuci darah di RSCM dipakai untuk 40 orang. Juga agar Sandiaga bisa mengingat lagi utang-utangnya saat membangun Tol Cipali sehingga dia tidak lupa saat bicara ke publik," kata Charles.

Sementara itu, Wakil KTN Jokowi-Ma'ruf, Asrul Sani menyatakan tidak ada untung atau ruginya memberikan kisi-kisi pertanyaan debat, bagi kubunya.

"Enggak ada untung, enggak ada rugi. Pak Jokowi sebagai petahana, tentu pada dirinya sudah ada dan sudah tersimpan, data-data kebijakan, termasuk juga tabulasi atas pro dan kontra," ujar Arsul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/1/2019).

Calon presiden dari nomor urut 01, Ma'ruf Amin pun memberikan pandangannya terkait pemberian kisi-kisi ini. Ia menilai, kisi-kisi lebih baik diberikan daripada tidak sama sekali.

"Cuma memang lebih mudah dibanding tidak ada sama sekali, tetapi juga tidak terlalu mudah sebab kan nanti pertanyannya banyak," ujar Ma'ruf saat ditemui di Rumah Situbondo, Jakarta Pusat, Minggu (6/1/2019).

Baca juga: Komentar Maruf Amin soal Pemberian Pertanyaan Sebelum Debat

Kubu Prabowo-Sandiaga

Calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berfoto bersama seusai mendaftarkan dirinya di Gedung KPU RI, Jakarta, Jumat (10/8/2018). Pasangan Prabowo-Sandi yang secara resmi mendaftar sebagai calon presiden dan wakil presiden tahun 2019-2024.MAULANA MAHARDHIKA Calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berfoto bersama seusai mendaftarkan dirinya di Gedung KPU RI, Jakarta, Jumat (10/8/2018). Pasangan Prabowo-Sandi yang secara resmi mendaftar sebagai calon presiden dan wakil presiden tahun 2019-2024.
Bertentangan dengan pernyataan yang dilontarkan oleh kubu Jokowi-Ma'ruf, kubu Prabowo-Sandiaga justru menyampaikan pighaknya tidak pernah meminta diberikan kisi-kisi debat.

Hal itu disampaikan oleh Badan Pemenangan Daerah (BPD) paslon nomor urut 02, M Taufik.

"Mana ada? Pak Prabowo dan Pak Sandi kan kapan saja berdebat oke. Tidak ada itu. KPU yang salah menurut saya. Ngapain mau berdebat kok dikasih-kasih. Ini bagian dari kemunduran demokrasi. Kok mau debat dikasih tahu dulu pertanyaannya," kata Taufik.

Kubu Prabowo-Sandiaga juga menyatakan tidak sepaham dengan KPU jika pertanyaan diberikan beberapa waktu sebelum berdebat. Pemberian kisi-kisi dinilai menghilangkan nilai kejutan dalam debat nanti.

Hal itu disampaikan Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo-Sandi, Hinca Panjaitan.

"Ini untuk efek kejut, surprise bagi pemilih untuk memilih kedua pasangan calon. Harusnya dilepas netral, jangan dikasih daftar pertanyaan itu," ujar Hinca di kompleks parlemen, Senin (7/1/2019).

Namun, juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengaku tidak mempermasalahkan keputusan yang sudah ditetapkan oleh KPU.

"Yang mana pertanyaan yang benar-benar diajukan kan akan dipilih ketika debat. Jadi posisi kami mau diberikan 30 pertanyaan itu atau tidak diberikan, tidak masalah," ujar Dahnil.

Baca juga: Kubu Prabowo-Sandiaga Bantah Minta Daftar Pertanyaan Diberi Sepekan Sebelum Debat

***

JIka diperhatikan, ketiganya mengemukakan pernyataan yang berbeda-beda dan tidak bisa ditemui kesepakatan pada satu keterangan tertentu.

Hal ini memang menjadi buah bibir dan polemik beberapa hari ini. Pihak-pihak yang berkepentingan, menjadikan hal ini sebagai bahan untuk menyerang pihak lawan. Dan itu tidak hanya dilakukan oleh satu kubu, namun keduanya.

Hasilnya, masyarakat semakin dibuat geleng-geleng kepala karena tidak adanya kesamaan penjelasan dari pihak-pihak yang terlibat secara langsung tersebut.

Menanggapi hal ini beberapa pihak juga melihatnya sebagai suatu keanehan. Sebab, tidak pernah sebelumnya KPU mengeluarkan kisi-kisi untuk peserta debat capres-cawapres.

Hal itu dinyatakan oleh mantan Komisioner KPU, Sigit Pamungkas, dan Wakil Ketua DPR, Fadli Zon. 

Sementara Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengatakan jika kisi-kisi ini diberikan, maka timses masing-masing paslon lah yang pantas menjadi kandidat presiden dan wakil presiden.

"Nah kalau itu dibuka duluan, berarti yang menjawabnya tim. Padahal yang mau diuji adalah yang bersangkutan (capres-cawapres). Jadi saya sendiri kurang pas untuk melihat itu pertanyaan nanti itu dirapatkan dulu tim, nanti yang pantas jadi wapres ya tim itu," ujar Kalla saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Baca juga: Kalla: Kalau Pertanyaan Debat Dirapatkan Dulu, yang Pantas Jadi Capres-Cawapres Timnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com