Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi : Enggak Apa-apa Kalau Cuma Beda Rp 5.000...

Kompas.com - 22/12/2018, 10:40 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo ingin agar uang program dana desa berputar di desa, tidak malah kembali lagi ke kota-kota besar.

Oleh sebab itu, ia seringkali berpesan agar bahan material proyek dari dana desa dibeli di desa itu sendiri. Apabila tidak ada, maksimal dibeli di lingkup kecamatan.

Namun, Jokowi sering mendapati unsur desa tidak memahami maksud program tersebut.

"Banyak yang menyampaikan kepada saya, Pak semen di desa lebih mahal Rp 5.000," ujar Jokowi dalam acara Jambore Desa Evaluasi Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/12/2018).

Akhirnya, bahan material proyek dana desa tidak dibeli di desa itu sendiri atau desa tetangga, namun dibeli di kota-kota besar.

Menurut Jokowi, hal itu keliru. Uang dana desa seharusnya berputar di desa. Bukan malah kembali ke kota. Apalagi Jakarta.

"Saya jawab, enggak apa-apa kalau cuma beda Rp 5.000. Pokoknya dana desa, uangnya jangan keluar dari desa. Apalagi kembali ke Jakarta. Uang itu harus berputar di desa," ujar Jokowi.

Demikian pula soal tenaga kerja. Proyek yang dikerjakan menggunakan dana desa semestinya menggunakan tenaga kerja dari desa itu sendiri. Jangan merekrut tenaga kerja dari luar desa itu.

Apabila uang dana desa berputar di desa, kesejahteraan masyarakar di desa semakin meningkat.

"Contoh tukang ya, tenaga kerja. Kalau kita bayar gajinya setiap minggu. Dengan gaji itu, dia bisa beli sayur dan sayurnya itu dari orang-orang desa juga. Jadi, uangnya muter di desa saja," ujar dia.

"Akhirnya, kita ingin menurunkan kemiskinan yang ada di desa. Selama empat tahun kan sudah kelihatan. Kalau penggunaannya tepat, saya yakin penurunan kemiskinan akan semakin tajam sehingga kemiskinan akan hilang," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com