Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Pasar Tradisional Harus Naik Tingkat

Kompas.com - 12/12/2018, 19:46 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, pasar tradisional harus naik ke tingkat yang lebih tinggi.

Salah satu cara adalah dengan melatih pedagang agar menyediakan pelayanan pembelian menggunakan uang elektronik.

"Semua pedagang pasar tradisional kita sudah harus mulai diintervensi dengan cara-cara seperti itu. Ada pembayaran tanpa uang cash. Diberikan pelatihan, pasar rakyat itu harus naik tingkat," ujar Jokowi, saat membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia 2018 di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).

Baca juga: Jokowi: Kalau Ibu-ibu, Urusan Rp 200-Rp 300 Perak Mesti Dihitung...

Dengan demikian, pasar tradisional juga dapat bersaing dengan pasar-pasar modern.

Presiden Jokowi meminta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara untuk memfasilitasi hal itu.

Ia yakin, jika diberikan pelatihan dengan intens, para pedagang akan mulai terbiasa dengan pembayaran non tunai.

Menurut Jokowi, pasar tradisional memiliki modal yang kuat untuk bisa bersaing dengan pasar modern, yakni dari segi harga.

Ia mengatakan, produk-produk yang dijual di pasar tradisional bisa bersaing secara harga dengan pasar modern.

Baca juga: Jokowi: Itulah Kecintaan Saya kepada Pasar Rakyat, Saya Bangun Semuanya...

Contohnya, kata Jokowi, harga seikat kangkung di Pasar Suryakencana, Bogor, Jawa Barat, yang ia kunjungi beberapa waktu lalu, Rp 2.000. Demikian pula harga seikat bayam.

"Setelah itu saya juga masuk ke supermarket, kangkung dijual Rp 3.400, bayam Rp 3.500. Artinya apa? Secara daya saing, pasar tradisional kita sebenarnya menang. Karena dari sisi harga bisa bersaing. Harganya jauh, Rp 2.000 dengan Rp 3.500. Kalau ibu-ibu, urusan Rp 200, Rp 300 perak ini mesti dihitung," ujar Jokowi.

"Artinya pasar rakyat bisa bersaing dengan super market. Saya meyakini itu. Sejak awal, saya menyelesaikan persoalan-persoalan di pasar, saya meyakini mereka bisa bersaing. Hanya memang manajemennya perlu kita perbaiki bersama-sama," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com