Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Karakter Antikorupsi Diharap Sentuh Ruang Keluarga dan Kelas

Kompas.com - 11/12/2018, 13:01 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Founder Kampus Guru Cikal, Najelaa Shihab mengatakan, pendidikan karakter antikorupsi tak cukup hanya sebatas pada kebijakan di level makro, melainkan harus menyentuh ke level mikro seperti ruang kelas dan keluarga.

Menurut dia, pendidikan yang menyentuh pada level mikro bisa lebih menghasilkan dampak signifikan meningkatkan kualitas karakter anak.

"Seolah-olah jauh lebih strategis tapi sebetulnya di level makro kebijakan, tidak mengubah perilaku nyata yang ada di ruang keluarga dan ruang kelas," kata dia dalam diskusi "Pendidikan Karakter dalam Membentuk Generasi Indonesia yang Antikorupsi" di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Baca juga: Datangi KPK, Mahfud MD Diskusikan Kasus-kasus Korupsi hingga Pendidikan Antikorupsi

Ia mencontohkan, bagaimana anak hidup dalam kebiasaan disogok orang tua, seperti anak berpuasa dijanjikan uang, belajar untuk mendapatkan sepeda, dan ibu menjanjikan permen apabila sang anak diam saat sedang arisan.

"Selalu apa pun motivasi perilakunya adalah untuk mendapatkan sesuatu. 'Oke buat aku apa?'. Enggak heran kalau setiap hari disogok di rumah pada akhirnya tumbuh menjadi orang yang disogok atau mudah menyogok," ujar dia.

"Praktik sederhana seperti ini kalau bisa kita ubah bersama-sama, itu bisa jadi sesuatu yang lebih signifikan," lanjut dia.

Kritik untuk sekolah

Kakak dari jurnalis Najwa Shihab ini juga mengkritik orientasi sekolah yang seringkali terjebak pada urusan kuantitas.

Seperti kegiatan sekolah untuk mendapatkan akreditasi, uji kompetensi guru untuk mendapat peningkatan tunjangan hingga kegiatan ekstrakulikuler untuk mendapat piala.

"Masalah lain di pendidikan yang dikuatkan terus menerus motivasi eksternal itu semuanya. Dan kemudian iming-iming itu yang kita praktikan ke anak-anak kita dari kecil sampai besar," kata dia. 

"Enggak ada penumbuhan motivasi internal, seperti mandiri, menahan sikap untuk kaya secara instan, tumbuh dengan kepribadian pada saat yang lain mempraktikan korupsi, itu tidak dibiasakan," ujarnya.

Di sisi lain, kata dia, kesadaran guru untuk benar-benar menerapkan pendidikan karakter kepada murid masih minim.

Ia pun mencontohkan, saat berkunjung ke ruang kelas, ia melihat poster yang memuat nilai-nilai karakter digantung begitu tinggi. Sehingga murid di dalam kelas tak bisa memerhatikan dan membaca isi poster tersebut.

"Pertanyaan saya sederhana, kenapa ya Pak Guru poster ditempel di dinding itu. Kebanyakan guru enggak tahu, 'Oh enggak tahu ya, Bu, mungkin karena ada bekas paku jadi ditempel di situ aja'. Ini jawaban yang bikin saya gelisah," kata dia.

"Enggak ada kesadaran pada saat menggiatkan pendidikan, melainkan karena terpaksa," lanjutnya.

Jangka panjang

Ia juga mengingatkan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk menyusun dan menerapkan pendidikan karakter antikorupsi dalam jangka panjang.

Halaman:


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com