JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla memaklumi keributan masyarakat yang terjadi di sepanjang masa kampanye Pilpres 2019.
Ia menilai sepanjang keributan tersebut sebatas di media sosial dan media massa serta tidak berlanjut di dunia nyata maka tak menjadi soal.
"Ribut di media, saling cerca macam-macam. Saling kritik. Bahwa ribut di dunia maya silakan, tapi ribut fisik kita bersyukur tidak terjadi. Jadi silakan berkelahi di dunia maya lah. Yang di bawah tenang-tenang. Itu yang terjadi di Indonesia," kata Kalla.
Baca juga: Presiden Jokowi: Kita Bangsa Besar, Masak 5 Tahun Sekali Ribut Terus?
Ia mengatakan, keributan yang terjadi di media sosial saat masa kampanye merupakan konsekuensi dari perkembangan teknologi informasi yang pesat.
Karena itu, kata Kalla, saat ini sudah tak zamannya mengumpulkan massa besar-besaran untuk kampanye.
Menurut mantan Ketua Umum Golkar itu, saat ini justru lebih efektif menggalang kekuatan di media sosial.
Baca juga: Bawaslu Temukan Ratusan Ribu Dugaan Pelanggaran Selama 75 Hari Kampanye
Ia menambahkan, efek lain dari perkembangan teknologi informasi ialah berkurangnya peran penggalangan massa di masing-masing partai. Kalla mengatakan hal itu digantikan dengan divisi media sosial.
"Zaman dulu saya ini ketua partai, waktu zaman menjelang pemilu, pertama yang kami angkat seksi penggalangan massa. Sekarang enggak ada lagi seksi penggalangan massa. Yang ada cyber army," lanjut Kalla.