Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib 'AME Raincoat' Setelah Jaket Cokelatnya Dibeli Jokowi...

Kompas.com - 02/11/2018, 08:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ingat jaket cokelat yang dibeli dan langsung dikenakan Presiden Joko Widodo saat menghadiri Idea Fest 2018, pekan lalu? Kini, jaket bermerk 'AME Raincoat' itu tidak ada lagi di pasaran.

"Ya karena selang tiga hari setelah Presiden beli, itu jaket langsung ludes dibeli orang," ujar pemilik AME Raincoat, Mirza Miftahudin kepada Kompas.com, Kamis (1/11/2018).

Ketika itu, Mirza hanya mempunyai stok dua lusin jaket dengan jenis serta warna yang sama seperti yang dibeli Presiden. Seluruhnya ludes dibeli masyarakat.

Bahkan beberapa hari setelah pameran, Mirza membuka pre order melalui media sosialnya dengan stok 50 jaket produk berjenis sama yang berasal dari gudang. Dalam waktu kurang dari satu jam, kuota pun langsung terpenuhi. Itu pun masih tersisa puluhan permintaan masyarakat yang terpaksa belum dapat dipenuhi. 

"Kami alihkan permintaan dengan warna lainnya, tetapi jenisnya sama seperti yang dibeli Pak Jokowi. Karena kan ada biru dongker dan hitam. Ya beberapa sih ada yang mau, daripada menunggu lama mungkin ya. Tetapi tetap, kebanyakan permintaannya cokelat," ujar Mirza.

Baca jugaSaat Jokowi Beli Jaket dan Langsung Dipakai...

Kini, Mirza belum berani membuka pre order. Sebab, ia masih mencari bahan baku produk jaketnya.

Menurut dia, bahan baku untuk jaket seperti yang dibeli Presiden memang agak sulit. Warna cokelat untuk bahan baku jaketnya cukup jarang di Indonesia. Kini, Mirza sedang mencari bahan baku dari produk lain selain yang ia selama ini beli.

"Produknya tentu yang lokal juga. Hanya mencari warna yang sama itu agak sulit. Setelah itu sudah ada, baru deh, kami berani buka pre order lagi, meskipun permintaan saat ini sudah sangat banyak ya. Tapi harap bersabar dululah," ujar dia.

Kemungkinan, titik terang mengenai ketersediaan bahan baku jaketnya itu baru didapatkan pekan depan. Artinya, pada saat itulah ia baru membuka pre order.

Melihat permintaan yang begitu besar, ke depan ia akan memproduksi dalam jumlah besar, antara 200 hingga 300 potong jaket. Jumlah itu akan diselesaikan dalam waktu kurang lebih dua atau tiga pekan lamanya.

Baca jugaJatuh Bangun Bimo Atiflugeni Membangun Brand Ame Raincoat (2)

Selama ini, seluruh produknya dibuat di salah satu perusahaan konveksi di Bandung. Melihat potensi pasar yang terbuka lebar, bahkan Mirza sampai meminta perusahaan konveksi skala kecil itu untuk menambah penjahitnya.

"Kami minta alokasi penjahitnya ditambah sekitar 2 sampai 3 oranglah untuk khusus ngerjain jaket AME. Mereka sih sudah semangat ya karena hype AME Raincoat sudah dapat nih di masyarakat, tinggal bagaimana kita menyambutnya saja," ujar dia.

Mirza memastikan, meskipun permintaan sangat tinggi, jaketnya tidak dibanderol dengan harga tinggi. Tetap sama seperti yang Presiden Jokowi bayarkan, sebesar Rp 499.000.

Diberitakan, jaket cokelat yang dikenakan Presiden Jokowi ketika menghadiri pembukaan Idea Fest 2018 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018), viral di media sosial. Jaket itu adalah produksi Bandung bermerek AME Raincoat yang dibeli Presiden Jokowi di pameran acara yang sama.

Kepada wartawan usai acara, Presiden mengatakan, dirinya tak merencanakan sebelumnya untuk membeli jaket berbahan polyester tersebut. "Ya spontanlah. Yang dulu-dulu juga spontan. Kan senang, spontan, bayar. Kan murah," ujar Jokowi. 

Baca jugaAme Raincoat, Berawal dari Tugas Kuliah hingga Bikin Merinding karena Dibeli Jokowi (1)

Usai dibeli, jaket itu langsung dikenakan ke acara selanjutnya. Bahkan, ketika berpidato di depan dua ratusan peserta acara hingga bertolak kembali ke Istana, Jokowi masih mengenakannya.

Jokowi mengaku lebih gemar produk lokal dibandingkan produk luar negeri. Sebab, dari sisi kualitas, produk lokal juga tidak kalah dibandingkan produk luar negeri.

Jokowi pun berpesan lima hal kepada pelaku industri kreatif lokal. Pertama, produsen lokal mesti memulai dengan cara menyesuaikan produknya terlebih dahulu dengan kebutuhan pasar.

Kedua, pelaku industri kreatif tidak boleh mengesampingkan kualitas. Harus mengedepankan inovasi agar produknya berkualitas dengan harga yang proporsional.

Ketiga, produsen lokal jangan mengesampingkan packaging produknya. Sebab, kemasan atau tampilan produk sangat menentukan apakah sebuah produk akan dilirik konsumen atau tidak.

Baca jugaSoal Lomba Cari Ukuran Tempe, Timses Jokowi Minta Kampanye Sandiaga Berbobot

Keempat, para pelaku industri kreatif juga harus tetap mengikuti trend yang ada di masyarakat. Apabila memungkinkan, bahkan produknya juga harus disesuaikan dengan trend kekinian.

"Yang saya lihat, trend (produsen lokal) sudah selalu diikuti. Ini yang saya senang. Sehingga itu sudah kualitasnya baik, harga baik atau kompetitif, kualitasnya juga, packagingnya baik, anak muda harus seperti itu," ujar Jokowi.

Terakhir, Presiden berpesan agar pelaku industri kreatif memegang prinsip kolaborasi. Jangan bekerja sendiri-sendiri, namun harus tersambung dengan sektor lainnya, baik sesama pelaku industri kreatif atau pemerintah dan lembaga keuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com