Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aji Chen Bromokusumo
Budayawan

Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan Fraksi PSI dan Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang Selatan

Memaknai "Soempah Pemoeda" dari Mulut dan Perut

Kompas.com - 29/10/2018, 08:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


TANGGAL 28 Oktober 2018, tepat sembilan dasawarsa Soempah Pemoeda. Selama ini peringatan Soempah Pemoeda tiap tahunnya adalah dengan seminar, talkshow, diskusi publik apa itu makna, asal-usul, siapa-siapa tokoh yang terlibat, perkumpulan-perkumpulan kedaerahan waktu itu, dan sebagainya.

Tidak ada satupun bangsa di dunia yang bergalur murni homogen satu jenis etnis tertentu. Gelombang migrasi dari satu tempat ke tempat lain semenjak dulu kala jaman es sampai ke jaman modern selalu terjadi. Pembahasan dan paparan secara antropologi dan keilmuan lain sudah banyak.

Belakangan yang semakin populer adalah tes DNA. Hasilnya, tak ada satupun bangsa di dunia ini yang galurnya murni; semuanya adalah kombinasi berbagai DNA – mongoloid, kaukasoid, negroid, kapoid dan australoid – dengan berbagai kombinasi dan persentasenya.

Jauh sebelum kesadaran Jong Sumatra, Jong Java dan jong-jong yang lain, semangat persatuan sebenarnya sudah jauh lebih lama ditarik mundur ke belakang, yaitu dari makanan.

Sejak dulu kala, Indonesia sudah menjadi daya tarik bangsa-bangsa asing dari seluruh penjuru dunia. Salah satunya adalah imigran dari Tiongkok.

Sejarah panjang imigran dari Tiongkok menyebar ke seluruh dunia bisa ditarik dari 210 SM, masa Qin Shi Huang, kaisar pertama yang mengirim ekspedisi sekitar 3.000 anak perempuan dan anak laki-laki untuk mencari obat panjang umur. Ekspedisi ini dipercaya sebagai nenek moyang bangsa Jepang – mendarat dan menetap di Honshu.

Kemudian semenjak Dinasti Han sampai sekarang, para imigran dari Tiongkok menjelajah seluruh dunia. Catatan awal imigran Tiongkok ke Nusantara adalah di sekitar abad ke-7 masehi. Kerajaan Sriwijaya mencatatkan cukup banyak imigran Tiongkok yang mendarat. Kemudian imigran bergelombang menuju Nusantara.

Interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa Tionghoa memiliki sejarah yang sangat panjang. Kepulauan Nusantara yang disebut dengan istilah Nan Yang oleh bangsa Tionghoa sudah dikenal sebagai satu mitra penting oleh hampir setiap kerajaan yang berkuasa di Tiongkok dari waktu ke waktu.

Nan Yang secara harafiah berarti “Lautan Selatan” mengacu kepada kawasan di selatan Tiongkok, yang notabene adalah kawasan Asia Tenggara di mana Indonesia termasuk di dalamnya.

Kepulauan Nusantara sejak jaman dahulu dengan sejarah panjang kerajaan-kerajaannya sudah menjadi melting pot dan hub penting di kawasan Asia Tenggara.

Imigrasi dari Tiongkok ke Nusantara terjadi karena berbagai alasan, politis, ekonomi atau yang lainnya. Secara bertahap imigran dari Tiongkok mengalir ke Nusantara. Para imigran tersebut memulai kehidupan baru mereka di Nusantara dan mendapati mereka cocok tinggal di ‘Negeri Selatan’ ini.

Akulturasi kuliner

Secara alamiah proses akulturasi dan hibrida terjadi. Bahasa adalah produk budaya yang pertama mengalami proses tersebut, disusul dengan makanan dan kemudian produk budaya lainnya.

Kuliner menjadi sangat penting karena merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Para perantau yang datang sekali waktu menginginkan makanan seperti yang ada di tempat asalnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com