Salin Artikel

Memaknai "Soempah Pemoeda" dari Mulut dan Perut

TANGGAL 28 Oktober 2018, tepat sembilan dasawarsa Soempah Pemoeda. Selama ini peringatan Soempah Pemoeda tiap tahunnya adalah dengan seminar, talkshow, diskusi publik apa itu makna, asal-usul, siapa-siapa tokoh yang terlibat, perkumpulan-perkumpulan kedaerahan waktu itu, dan sebagainya.

Tidak ada satupun bangsa di dunia yang bergalur murni homogen satu jenis etnis tertentu. Gelombang migrasi dari satu tempat ke tempat lain semenjak dulu kala jaman es sampai ke jaman modern selalu terjadi. Pembahasan dan paparan secara antropologi dan keilmuan lain sudah banyak.

Belakangan yang semakin populer adalah tes DNA. Hasilnya, tak ada satupun bangsa di dunia ini yang galurnya murni; semuanya adalah kombinasi berbagai DNA – mongoloid, kaukasoid, negroid, kapoid dan australoid – dengan berbagai kombinasi dan persentasenya.

Jauh sebelum kesadaran Jong Sumatra, Jong Java dan jong-jong yang lain, semangat persatuan sebenarnya sudah jauh lebih lama ditarik mundur ke belakang, yaitu dari makanan.

Sejak dulu kala, Indonesia sudah menjadi daya tarik bangsa-bangsa asing dari seluruh penjuru dunia. Salah satunya adalah imigran dari Tiongkok.

Sejarah panjang imigran dari Tiongkok menyebar ke seluruh dunia bisa ditarik dari 210 SM, masa Qin Shi Huang, kaisar pertama yang mengirim ekspedisi sekitar 3.000 anak perempuan dan anak laki-laki untuk mencari obat panjang umur. Ekspedisi ini dipercaya sebagai nenek moyang bangsa Jepang – mendarat dan menetap di Honshu.

Kemudian semenjak Dinasti Han sampai sekarang, para imigran dari Tiongkok menjelajah seluruh dunia. Catatan awal imigran Tiongkok ke Nusantara adalah di sekitar abad ke-7 masehi. Kerajaan Sriwijaya mencatatkan cukup banyak imigran Tiongkok yang mendarat. Kemudian imigran bergelombang menuju Nusantara.

Interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa Tionghoa memiliki sejarah yang sangat panjang. Kepulauan Nusantara yang disebut dengan istilah Nan Yang oleh bangsa Tionghoa sudah dikenal sebagai satu mitra penting oleh hampir setiap kerajaan yang berkuasa di Tiongkok dari waktu ke waktu.

Nan Yang secara harafiah berarti “Lautan Selatan” mengacu kepada kawasan di selatan Tiongkok, yang notabene adalah kawasan Asia Tenggara di mana Indonesia termasuk di dalamnya.

Kepulauan Nusantara sejak jaman dahulu dengan sejarah panjang kerajaan-kerajaannya sudah menjadi melting pot dan hub penting di kawasan Asia Tenggara.

Imigrasi dari Tiongkok ke Nusantara terjadi karena berbagai alasan, politis, ekonomi atau yang lainnya. Secara bertahap imigran dari Tiongkok mengalir ke Nusantara. Para imigran tersebut memulai kehidupan baru mereka di Nusantara dan mendapati mereka cocok tinggal di ‘Negeri Selatan’ ini.

Akulturasi kuliner

Secara alamiah proses akulturasi dan hibrida terjadi. Bahasa adalah produk budaya yang pertama mengalami proses tersebut, disusul dengan makanan dan kemudian produk budaya lainnya.

Kuliner menjadi sangat penting karena merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Para perantau yang datang sekali waktu menginginkan makanan seperti yang ada di tempat asalnya.


Tapi tidak selalu bahan-bahan yang dibutuhkan tersedia di negeri baru mereka. Dengan berbagai cara para perantau menyesuaikan diri dengan apa yang ada di tempat baru.

Bahasa dan makanan bersinergi menghasilkan begitu banyak makanan yang sudah jadi identitas Nusantara, yang bahkan banyak di antara kita tidak menyadarinya.

Sebut saja: bakso, bakwan, bakmi, bakcang, bakpia, bakpao, mi, bihun, sohun, teh, wedang ronde, sekoteng, siomay, kuetiau, tauge, laksa, tahu, tauco, pangsit, dimsum, fuyunghai, ngohiong, lumpia/lunpia, kue ku, lapis legit, kecap asin, kecap manis dan masih banyak lagi. Semua itu sudah menjadi identitas kuliner Nusantara.

Jika kita sebut bakpia, dalam pikiran orang pasti: Jogja. Yang paling terkenal memang oleh-oleh “khas” Jogja – Bakpia Pathok. Pathok di sini adalah nama daerah yang dibacanya pathuk.

Bakpia sendiri terdiri dari dua kata "bak" dan "pia". Ini bunyi dialek Hokkian dari kata asli bahasa Mandarin: rou bing yang artinya kue daging.

Kenyataannya sekarang, tak ada satupun bakpia yang berisi daging. Isinya bervariasi, dari kacang hijau, coklat, keju, green tea, capuccino, bahkan durian juga ada.

Sebenarnya bakpia ini bukan khas Jogja, di Malang ada Pia Mangkok, di Bali ada Pia Legong, di Semarang ada Pia Kemuning, yang notabene sama persis dengan bakpia dari Jogja. Tapi kenapa yang di Jogja bernama bakpia? Entahlah.

Yang perlu diluruskan adalah kata "bak" di sini. Menempel di bakso, bakmi, bakcang, bakwan. Arti kata "bak" sering dikonotasikan dengan daging babi, padahal "bak" artinya daging.

Daging sapi dalam dialek Hokkian disebut "gu bak", daging ayam disebut "ke bak". Yang lebih aneh adalah bakwan jagung, bakwan sayur, namanya dengan "bak", tapi tidak ada dagingnya, malahan sayur atau jagung.

Mi atau bakmi juga adalah bunyi dialek Hokkian dari bahasa Mandarin mian (dibacanya "myen"), yaitu makanan terbuat dari tepung terigu.

Gandum bukan tanaman asli Indonesia, demikian juga mi bukan makanan asli Indonesia. Tapi sekarang kata mi – yang sering ditulis mie – sudah menjadi kata baku Bahasa Indonesia yang tidak ada kata penggantinya.

Kuliner mi Nusantara, dari Aceh sampai ke Makassar begitu beragam tak terhitung banyaknya. Bahkan sekarang mi instan Indonesia sudah mendunia, salah satu mi instan Indonesia sudah dianggap makanan pokok utama di Afrika.

Demikian juga dengan penamaan lainnya, sebagian besar dari dialek Hokkian, terkecuali dimsum dan fuyunghai. Siomay – sio may, artinya masak dan jual; kuetiau – kue tiau; bihun – bi hun, "bi" artinya beras, "hun" artinya tepung, tauge – tau ge, "tau" artinya kacang, "ge" artinya tunas; bakmi – bak mi, artinya mi dengan daging; tahu – tau hu, dari Mandarin dou fu, sekarang jadi internasional tofu.

Sedikit berbeda fuyunghai – fu rong xie, artinya daging kepiting masak telor, fuyunghai adalah bunyi dialek Cantonese; dimsum – dim sum, Mandarinnya dian xin (tyen sin), "dian" artinya kecil, "xin" artinya hati, makanan kecil yang mengena di hati, pendeknya: kudapan.

Kecap manis 

Kecap manis itu asli Indonesia, awalnya hanya ada di Indonesia – sekarang ada di mana-mana. Rasa asli produk fermentasi kedelai dianggap terlalu gurih dan kuat di lidah lokal, ditambahkanlah rempah dan gula merah, sehingga jadi bentuk kecap manis sekarang ini.

Di tiap daerah memiliki ciri khas rasa masing-masing kecap dan semuanya nomor satu. Kecap Tangerang menambahkan bunga lawang, sementara kecap Semarang dianggap lebih manis dan lebih kental.

Ciri khas kuliner masing-masing daerah tak akan tergantikan dengan kecap selain dari daerah itu. Nasi goreng babat Semarang paling lezat menggunakan kecap manis asli Semarang, demikian juga dengan kuetiau goreng kerang ala Medan sudah jelas harus menggunakan kecap Medan. 

Lapis legit dan wedang ronde

Sedikit unik adalah lapis legit dan wedang ronde. Dua ini adalah akulturasi tiga budaya – Nusantara, Tionghoa dan Belanda.

Teknik baking bukan asli Nusantara ataupun Tiongkok. Kue-kue asli Nusantara ataupun Tiongkok tidak menggunakan teknik baking.


Di Indonesia teknik baking ini dimodifikasi oleh orang Tionghoa di Indonesia dengan menambahkan rempah yaitu kayu manis dan beberapa rempah lain sehingga menghasilkan rasa unik lapis legit yang kita kenal sekarang ini.

Sementara wedang ronde aslinya adalah tang yuan, berupa bulatan dari tepung ketan, berisi daging cincang dan kuah kaldu.

Dibawa masuk ke Indonesia oleh imigran Tiongkok, mungkin kurang pas di lidah penduduk lokal yang tidak terbiasa dengan rasa savory (gurih), dimodifikasilah dengan jahe dan gula merah, sementara bulatan dari tepung ketan dibiarkan polos.

Nama "tang yuan" bertransformasi menjadi ronde, dari bahasa Belanda rond – artinya bulat; orang Belanda sering menggunakan sufiks pengecil "tje", rond menjadi rondje; lama kelamaan bertransformasi menjadi ronde.

Sekoteng terdiri dari tiga kata – se ko teng, lagi-lagi dialek Hokkian dari Mandarin shi guo tang, artinya sup sepuluh macam buah.

Bentuk aslinya dulu sepuluh macam buah tentu saja berbeda dengan bentuk sekoteng sekarang yang isinya beragam ada kacang tanah, kolang-kaling dan sebagainya, namun namanya melekat erat sampai sekarang.

Jadi sebenarnya sejak dulu kala sudah terjadi melting pot di Nusantara ini. Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 mengukuhkan kesepakatan dan aklamasi berbangsa bahwa keberagaman itu adalah keniscayaan yang merajut Indonesia sampai dengan hari ini.

Tidak ada saat ini di manapun di seluruh pelosok Nusantara ibu-ibu batal belanja beli tauge di pasar karena pengaruh aseng, atau batal makan bakmi di mal, dan tak seorang pun menyangkal bakpia pathuk adalah oleh-oleh khas Jogja.

Semangkok mi aceh tidak punya agama, tidak ada yang peduli etnis penjual mi ayam lezat di Jakarta, tidak ada yang berpikir etnis dan agama pemilik resto bakmi terkenal di Indonesia. Urusan makanan yang ada enak dan enak sekali.

Diplomasi yang paling ampuh di seluruh penjuru dunia adalah diplomasi melalui mulut dan perut, tidak bakalan ada resistensi apapun. Satu nusa, satu rasa, satu Indonesia, kuliner Nusantara!

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/29/08065851/memaknai-soempah-pemoeda-dari-mulut-dan-perut

Terkini Lainnya

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Nasional
Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Nasional
Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Nasional
Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke