Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perludem: Punya Presiden Baik Tidak Cukup, Harus Didukung Parlemen

Kompas.com - 16/10/2018, 22:59 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengimbau pemilih untuk memberikan atensi yang sama terhadap Pemilu, baik untuk Pemilu Presiden maupun Pemilu Legislatif.

Titi mengingatkan, pada 17 April 2019 mendatang, Pemilu bukan hanya untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, tetapi juga serentak untuk memilih anggota legislatif, baik DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD.

Imbauan tersebut muncul lantaran ruang publik saat ini lebih banyak dipenuhi dengan pembahasan soal Pemilu Presiden. Dikhawatirkan, hal itu akan mengesampingkan perhatian pemilih terhadap Pemilu Legislatif.

"Dalam pelaksanaan pemilu serentak, maka pemilih sejak awal perlu memberikan atensi yang sama juga kepada Pemilu Legislatif. Sekarang ini kan tantangannya di Pemilu, atensi pemilih dan ruang publik kita lebih banyak didominasi oleh isu Pemilu Presiden," kata Titi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/10/2018).

Baca juga: Komisi II DPR Usul Dana Saksi Pemilu Ditanggung Pemerintah Sepenuhnya

Padahal, menurut Titi, untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik tidak cukup dengan memilih Presiden yang sesuai dengan harapan, tetapi Parlemen juga dibutuhkan supaya Presiden dapat bekerja dengan baik.

Oleh karenanya, penting juga dilakukan pencermatan terhadap calon legislatif supaya nantinya Parlemen diisi oleh para wakil rakyat yang memang diharapkan oleh pemilih.

"Padahal punya Presiden yang baik saja tidak cukup, tetapi harus didukung oleh parlemen yang juga sama baiknya. Kita juga harus memberikan perhatian, atensi, dan juga pencermatan pada para caleg yang akan menjadi anggota DPR, DPD, dan DPRD," ujarnya.

Titi juga mengimbau, pemilih tidak terlalu terpengaruh pada perdebatan ataupun isu-isu di media sosial yang hanya berfokus pada Pemilu Presiden. Hal itu, kata dia, bisa mengalihkan perhatian pemilih dari Pemilu Legislatif.

"Jadi jangan terlalu terpengaruh pada perdebatan di medsos ataupun di ruang publik kita yang mengalihkan perhatian kita dari Pemilu Legislatif. Jadi seolah-olah 2019 itu hanya soal presiden, jangan seperti itu," tandasnya.

Tahapan Pemilu 2019 memasuki masa kampanye sejak 23 September 2018 lalu. Kampanye akan berakhir pada 13 April 2019.

Sementara hari pemungutan suara dilangsungkan 17 April 2019, serentak untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, serta anggota legislatif, baik DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com