Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Oktober 1991, Hercules C-130 Jatuh Seusai Upacara HUT ke-46 ABRI

Kompas.com - 05/10/2018, 14:56 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap 5 Oktober diperingati sebagai Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Tiap tahun pun diadakan upacara peringatan yang diikuti oleh anggota TNI dari tiga matra, Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

Masing-masing perwakilan matra memberikan pertunjukan terbaik, seperti terjun payung dan aksi beladiri. Pertunjukan ini dilakukan guna menunjukkan kekuatan dari masing-masing matra.

Namun, sebuah tragedi terjadi saat peringatan HUT ke-46 TNI, (ketika itu masih ABRI) pada 1991. Pesawat Hercules C-130 yang mengangkut beberapa tentara terjatuh pada Sabtu (5/10/1991), setelah upacara peringatan.

Harian Kompas edisi 6 Oktober 1991 mewartakan, sebuah pesawat Hercules C-130 dengan nomor seri A-1324 jatuh di daerah Condet, Jakarta Timur pada pukul 15.00 WIB.

Pesawat itu jatuh beberapa saat setelah lepas landas dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma untuk kembali menuju Bandung, Jawa Barat.

Ketika itu, pesawat mengangkut anggota Pasukan Khas (Paskhas) TNI-AU yang baru saja selesai mengikuti kegiatan upacara HUT ke-46 ABRI di Parkir Timur Senayan.

Mereka baru saja memperbarui Sumpah Sapta Marga, yang berarti memperbarui komitmennya untuk membela negara Pancasila dan UUD 1945, serta membela kepentingan rakyat Indonesia, bangsa Indonesia, negara Indonesia.

Pesawat C-130 Hercules dengan nomer ekor A-1324 jatuh dengan posisi kokpit mengarah ke utara. Bagian hidung dan sebagian bagian depan badannya menimpa tepat di ruang balai latihan kerja.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Latar Belakang Dibentuknya TNI...

Mesin-mesin pesawat itu sudah tak terdengar suaranya sebelum jatuh. Setelah pesawat itu jatuh terdengar lima kali ledakan, dua di antaranya ledakan besar yang  berasal dari dua tangki bahan bakar.

Badan tengah dan sayapnya tepat di daerah parkir dan bagian belakang. Ekornya, di mana kotak hitamnya berada, menimpa empat bangunan balai lain yang terpisah dari bangunan utama.

Pesawat menimpa, gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Batu Ampar Condet. Pesawat jatuh hancur terbakar berkeping dan yang tersisa hanyalah mesin dan beberapa kerangka pesawat di antara puing bangunan BLK .

Dari peristiwa itu, sebanyak 132 orang tewas, termasuk kru pesawat dan seorang satpam Balai Latihan Kerja.

Korban

KORBAN HERCULES -- Makam massal korban kecelakaan pesawat Hercules C-13, di kompleks pemakaman Taman Bhagia, Pondok Aren, Tangerang.  Hercules TNI Angkatan Udara dengan nomor seri A-1324 itu yang jatuh di daerah Condet, Jakarta Timur, hari Sabtu tanggal 5 Oktober 1991.Jimmy S Harianto KORBAN HERCULES -- Makam massal korban kecelakaan pesawat Hercules C-13, di kompleks pemakaman Taman Bhagia, Pondok Aren, Tangerang. Hercules TNI Angkatan Udara dengan nomor seri A-1324 itu yang jatuh di daerah Condet, Jakarta Timur, hari Sabtu tanggal 5 Oktober 1991.

Pada Minggu 6 Oktober 1991, seluruh korban pesawat C-130 Hercules TNI-AU yang jatuh di daerah Condet, Jakarta Timur dimakamkan di Taman Makam Bahagia ABRI Pondok Aren, Ciledug, Tangerang.

Korban terdiri dari 135 prajurit TNI-AU dan seorang satpam Balai Latihan Kerja Batu Ampar Condet dimakamkan secara massal dengan penghormatan militer.

Para prajurit tersebut terdiri dari 12 awak pesawat dan 123 anggota Pasukan Khas Angkatan Udara.

Menurut Harian Kompas pada 7 Oktober 1991, korban adalah awak pesawat Skadron 31 Halim Perdanakusuma, yaitu Mayor (Pnb) Syamsul AM, Kapten (Pnb) Bambang SA, Letda (Pnb) Agus Guntoro.

Kemudian, Lettu (Nav) Irwanto, Lettu (Lek) Sukandar, Lettu (Lek) Sumadi, Sertu Said BE, Sertu Mulyadi, Sertu Muhantoro, Serta Sartono, Sertu W. Hasan dan Serda Gandhi Putranto.

Hercules C-130

Indonesia tercatat sebagai negara pertama di luar Amerika Serikat yang mengoperasikan Hercules C-130. Pesawat C-130 dirancang pabrik Lockheed untuk memenuhi kebutuhan Komando Udara Taktis AS pada tahun 1951.

Latar belakangnya adalah Allen Pope, pilot swasta Amerika Serikat, yang ditembak jatuh dan ditangkap PRRI/Permesta pada 1958. Presiden John F Kennedy kemudian memberikan pesawat Hercules kepada Indonesia karena telah membebaskan Allan Pope.

Akhirnya, 10 unit C-130B bisa diterbangkan dengan proses melalui feri ke Tanah Air. Hal membanggakan, penerbangan-penerbangan itu dilakukan langsung oleh pilot dan awak AURI

C-130 saat itu menjadi pesawat multiengine perdana di Tanah Air yang berteknologi turboprop, suatu lompatan teknologi penting dan besar yang ternyata bisa cepat dikuasai putra-putra bangsa.

Sejak saat itu, Hercules menjadi pesawat yang digunakan dalam jajaran TNI Angkatan Udara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com