Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuki Musim Hujan, Waspadai Petir dan Kilat di Musim Pancaroba

Kompas.com - 06/09/2018, 06:09 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejak akhir Agustus, sesekali hujan terlihat turun di beberapa titik di Indonesia, meskipun masih dalam intensitas yang rendah, misalnya di wilayah Jakarta, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Hal ini sesuai dengan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang musim hujan Indonesia pada 2018/2019 yang akan dimulai secara tidak serempak di berbagai daerah, mulai dari Agustus hingga Desember 2018.

Berdasarkan data BMKG, dari 342 zona musim yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, 147 di antaranya atau 43 persen zona musim mulai memasuki musim hujan pada November nanti.

Sementara, sebagian besar lainnya mulai pada Desember dan Oktober.

Baca juga: Musim Kemarau Meluas, BMKG Ingatkan Bahaya Karhutla

Peta musim hujan di Indonesia periode tahun 2018/2019 berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).BMKG Peta musim hujan di Indonesia periode tahun 2018/2019 berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Perbedaan awal musim hujan ini dipengaruhi oleh berbagai fenomena, misalnya El Nino Southern Oscillation, Indian Ocean Dipole, Sirkulasi Monsun Asia-Australia, Inter Tropical Convergence Zone, dan suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia.

Menurut Kepala Bagian Humas BMKG, Hary Tirto Djatmiko, secara umum wilayah Indonesia yang mulai terjadi hujan berada di sekitar dan di sebelah selatan khatulistiwa.

Hary menuturkan, jika dilihat dan ditinjau secara klimatologi, September merupakan salah satu bulan transisi atau pancaroba.

"Bulan-bulan transisi atau pancaroba itu September, Oktober, November, untuk itu secara bertahap pula sudah ada potensi hujan yang belum merata," ujar Hary.

Kilatan cahaya yang menyilaukan disusul dengan suara guruh menggelegar di langit Jakarta, Jumat (25/4/2014) dini hari. Musim pancaroba ditandai dengan kondisi cuaca yang cepat berubah. Selain panas terik dan hujan es, selama musim pancaroba juga rentan terjadi angin kencang serta petir dan guntur. Keempat peristiwa itu biasanya terjadi secara berkesinambungan.KOMPAS/AGUS SUSANTO Kilatan cahaya yang menyilaukan disusul dengan suara guruh menggelegar di langit Jakarta, Jumat (25/4/2014) dini hari. Musim pancaroba ditandai dengan kondisi cuaca yang cepat berubah. Selain panas terik dan hujan es, selama musim pancaroba juga rentan terjadi angin kencang serta petir dan guntur. Keempat peristiwa itu biasanya terjadi secara berkesinambungan.

Musim peralihan ini ditandai dengan adanya badai, hujan dengan intensitas sangat deras disertai guruh, serta angin bertiup kencang.

"Dapat dimungkinkan potensi hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat terutama antara siang dan menjelang malam hari," ucap Hary.

Sementara puncak musim hujan di Indonesia, mayoritas akan jatuh sekitar bulan Januari dan Februari tahun depan.

Kompas TV BMKG mengimbau masyarakat menjaga cadangan air agar tidak terjadi kelangkaan pangan yang mengakibatkan inflasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com