JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno mengklaim banyak menerima tawaran untuk bergabung dengan partai politik ketika dmasih menjadi pengusaha, termasuk dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Ia menilai banyaknya tawaran itu karena mereka melihat rekam jejaknya sebagai pengusaha.
"Waktu pembicaraan dengan Pak Prabowo di awal, waktu beliau selesai (Pilpres) 2014, ya tentunya kita berdiskusi. Pak Prabowo menyampaikan, 'Sandi bantu saya di Gerindra'. Saya bilang, 'Mas, aduh, sudah deh, saya jadi pengusaha saja bantu dari luar'," cerita Sandi dalam program Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu (29/8/2018).
Mendengar jawaban tersebut, kata Sandi, Prabowo mempertanyakan seberapa banyak pembukaan lapangan kerja yang dihasilkan oleh grup bisnis Sandi. Ia pun menjawab grup usahanya telah menghasilkan sekitar 30 ribu lapangan pekerjaan.
Prabowo lantas mengungkapkan, upayanya membuka lapangan pekerjaan akan bisa berdampak lebih luas kalau Sandi terjun dalam politik.
'Kalau kamu bisa bergabung di politik dampaknya bisa dirasakan jutaan, belasan juta, puluhan juta masyarakat yang diuntungkan. Saya tahu pasti kamu khawatir terhadap politik itu kotor, politik itu sangat memecah belah. Sementara di bisnis kan selalu bangun kolaborasi'," cerita Sandi menirukan pesan Prabowo.
Baca juga: Sandiaga Bantah Jadi Bakal Cawapres untuk Dukung Logistik Prabowo
Ia pun diyakinkan Prabowo, jika bergabung ke Gerindra akan memiliki kebebasan dalam berkreasi. Mendengar tawaran Prabowo, Sandi pun berusaha mengelak dan berdalih untuk terlebih dulu mendiskusikannya dengan keluarga.
"Saya inginnya besok bilang 'Wah enggak diizinin keluarga' he-he-he," katanya.
Ternyata keesokan paginya, Sandi memutuskan datang ke rumah ibunya, Mien Rachman Uno. Saat akan menyampaikan maksud kunjungannya, Mien telah mengetahui niat anaknya untuk meminta izin apakah bisa terjun berpolitik.
"Saya bilang, 'kok mama tahu?'. Iya Prabowo sudah telepon dan mama sudah izinkan kamu masuk politik'," ujar Sandi menirukan pernyataan ibunya.
"Jadi ya singkat cerita itu saya resign dari dunia usaha, saya enggak mau usaha saya masuk dipolitisasi, saya mundur dan saya masuk di politik di tahun 2015," sambungnya.