JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengungkapkan, pihaknya akan menggerakkan seluruh elemen partai demi memaksimalkan dukungan pemilih PPP terhadap pasangan presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Hal itu menyikapi hasil survei Alvara Research Center yang mengungkapkan pemilih PPP hanya 52,1 persen yang menganggap Jokowi-Ma'ruf sesuai aspirasi mereka. Itu artinya, total pemilih PPP yang bersikap sebaliknya mencapai 47,9 persen.
"Ya, kami semua jajaran partai turun lebih intensif ke akar rumput, terutama dengan memaksimalkan peran para anggota DPR RI, DPRD provinsi, kabupaten, kota," kata Arsul kepada Kompas.com, Senin (27/8/2018).
Baca juga: Survei Alvara: Elektabilitas Jokowi-Maruf 53,6 Persen, Prabowo-Sandiaga 35,2 Persen
Menurut dia, ada tiga hal yang menjadi perhatian PPP dalam temuan survei Alvara. Pertama, para pemilih PPP dinilainya berharap Jokowi memilih Ketum PPP M Romahurmuziy atau tokoh PPP lainnya untuk mendampingi Jokowi.
"Kedua, banyak pemilih PPP yang masih mengasosiasikan Kiai Ma'ruf sebagai orang PKB, bukan hanya semata pimpinan tertinggi NU," kata dia.
Ketiga, PPP merupakan partai yang mengubah posisi politiknya dari mendukung Prabowo di Pilpres 2014 menjadi pendukung Jokowi di Pilpres 2019. Arsul mengungkapkan, sebagian pemilih PPP masih ada yang tetap menjalin kebersamaan dengan elemen-elemen pendukung Prabowo.
Baca juga: Survei Alvara: Banyak Pemilih PPP-PKB Kecewa Jokowi Pilih Maruf Amin
"Tetapi, dibanding dengan persepsi tentang Jokowi menjelang Pilpres 2014 di mana hanya pada kisaran 31 persen akar rumput PPP yang mendukung Jokowi, hasil di atas yang lebih 50 persen itu suatu kenaikan yang signifikan," papar Arsul.
Ia melihat kenaikan tersebut akibat penguatan seluruh jajaran partai untuk berinteraksi dengan masyarakat akar rumput.
"Sebenarnya kalau dari survei internal kami sudab mendekati angka 60 persen," ujarnya.
Sebelumnya, Founder dan CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, mengatakan, besarnya persentase tersebut disebabkan belum hilangnya kekecewaan pemilih kedua partai akibat Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapres.
Padahal, seperti diketahui PPP sejak awal menyodorkan nama ketua umumnya, Romahurmuziy ke Jokowi untuk menjadi cawapres.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.