Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukungnya Belum Solid Dukung Jokowi-Ma'ruf, PPP Beberkan 3 Penyebab

Kompas.com - 28/08/2018, 05:05 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengungkapkan, pihaknya akan menggerakkan seluruh elemen partai demi memaksimalkan dukungan pemilih PPP terhadap pasangan presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Hal itu menyikapi hasil survei Alvara Research Center yang mengungkapkan pemilih PPP hanya 52,1 persen yang menganggap Jokowi-Ma'ruf sesuai aspirasi mereka. Itu artinya, total pemilih PPP yang bersikap sebaliknya mencapai 47,9 persen.

"Ya, kami semua jajaran partai turun lebih intensif ke akar rumput, terutama dengan memaksimalkan peran para anggota DPR RI, DPRD provinsi, kabupaten, kota," kata Arsul kepada Kompas.com, Senin (27/8/2018).

Baca juga: Survei Alvara: Elektabilitas Jokowi-Maruf 53,6 Persen, Prabowo-Sandiaga 35,2 Persen

Menurut dia, ada tiga hal yang menjadi perhatian PPP dalam temuan survei Alvara. Pertama, para pemilih PPP dinilainya berharap Jokowi memilih Ketum PPP M Romahurmuziy atau tokoh PPP lainnya untuk mendampingi Jokowi.

"Kedua, banyak pemilih PPP yang masih mengasosiasikan Kiai Ma'ruf sebagai orang PKB, bukan hanya semata pimpinan tertinggi NU," kata dia.

Ketiga, PPP merupakan partai yang mengubah posisi politiknya dari mendukung Prabowo di Pilpres 2014 menjadi pendukung Jokowi di Pilpres 2019. Arsul mengungkapkan, sebagian pemilih PPP masih ada yang tetap menjalin kebersamaan dengan elemen-elemen pendukung Prabowo.

Baca juga: Survei Alvara: Banyak Pemilih PPP-PKB Kecewa Jokowi Pilih Maruf Amin

"Tetapi, dibanding dengan persepsi tentang Jokowi menjelang Pilpres 2014 di mana hanya pada kisaran 31 persen akar rumput PPP yang mendukung Jokowi,  hasil di atas yang lebih 50 persen itu suatu kenaikan yang signifikan," papar Arsul.

Ia melihat kenaikan tersebut akibat penguatan seluruh jajaran partai untuk berinteraksi dengan masyarakat akar rumput.

"Sebenarnya kalau dari survei internal kami sudab mendekati angka 60 persen," ujarnya.

Sebelumnya, Founder dan CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, mengatakan, besarnya persentase tersebut disebabkan belum hilangnya kekecewaan pemilih kedua partai akibat Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapres.

Kompas TV Sosok pengganti Sandiaga Uno untuk mengisi kekosongan Wakil Gubernur DKI Jakarta masih menjadi perdebatan antar partai politik pengusung.


Padahal, seperti diketahui PPP sejak awal menyodorkan nama ketua umumnya, Romahurmuziy ke Jokowi untuk menjadi cawapres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com