Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada Pungli, Polri Diminta Serius Mereformasi Kultur Internal

Kompas.com - 23/08/2018, 08:33 WIB
Reza Jurnaliston,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI Poengky Indrarti berpendapat, reformasi kultur di Polri masih harus dibenahi dengan lebih serius..

Hal itu dikatakan Poengky menanggapi terungkapnya pungli di Satuan Penyelenggara Administrasi Surat Izin Mengemudi (SIM) di Polres Kediri.

Menurut Poengky, perilaku pungli disebabkan beberapa faktor, baik secara internal maupun ekternal.

Baca juga: OTT Pungli SIM, Kapolres Kediri Terima Rp 50 Juta Tiap Minggu

“Jalan pintas cari uang dengan cara melawan hukum. Ini bisa terjadi karena ada faktor toleransi atau justru peluang yang diberikan oleh pemberi uang pungli,” kata Poengky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/8/2018).

“Misalnya si pemberi ingin urusannya cepat beres, sementara si oknum anggota Polri tergiur uang. Jadi masyarakat jangan mau berikan uang pungli,”sambung Poengky.

Poengky mengatakan, perlu upaya bersama untuk mengikis praktik pungli di kepolisian. Salah satunya memberikan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan pungli.

Selain itu, perlu juga pengawasan yang ketat dan disiplin tinggi bagi para anggota Polri untuk mengedepankan kredibilitas dan profesionalitas.

“Cara menghapus pungli bisa dilakukan selain imbauan pada masyarakat untuk tidak mau kasih uang pungli, juga perlu pengawasan melekat, termasuk dipasangnya CCTV di ruang-ruang pelayanan publik dan operasi tangkap tangan yang reguler,” tutur Poengky.

Lebih lanjut, Poengky mengatakan, perlunya penegakan hukum yang tegas bagi anggota Polri yang melakukan pungli untuk memberikan efek jera.

“Hukuman bagi anggota yang melakukan pungli harus memberikan efek jera, tidak hanya kepada yang bersangkutan, tetapi juga bagi anggota-anggota lainnya. Jadi selain diproses etik dan disiplin, pelaku juga harus diproses pidana,” kata Poengky.

Selain itu, Poengky menambahkan, diperlukan keteladanan dari pemimpin serta peran serta masyarakat untuk ikut ambil bagian mengawasi kinerja dari Polri.

“Perlunya contoh konkret atasan serta lekatnya pengawasan dengan disertai reward dan punishment, agar praktik-praktik buruk yang subur di masa Orba dulu dapat sepenuhnya dikikis habis,” kata Poengky.

Baca juga: 5 Fakta Kasus Pungli SIM yang Menjerat Kapolres Kediri

“Jika ada anggota Polri yang melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme serta tindakan-tindakan kekerasan yang excessive use of force, maka segera laporkan ke pengawas internal (serta pengawas eksternal seperti Kompolnas,” Poengjy menambahkan.

Diberitakan sebelumnya, Kapolres Kediri AKBP Erick Hermawan terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Tim Satgas Saber Pungli Mabes Polri.

Bersama dengan Kapolres, lima calo dan seorang pegawai negeri sipil (PNS) juga ditangkap terkait pungutan liar pembuatan SIM di Polres itu.

AKBP Erick dalam kasus ini disebut menerima uang sekitar Rp 40-50 juta setiap pekan.

Selain Kapolres, uang hasil pungli diduga juga mengalir ke Kasat Lantas Polres Kediri dengan nilai Rp 10-15 juta dan KRI serta BAUR SIM senilai Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per pekan.

Kompas TV Setelah tewas dalam tahanan, penguburan jenazah napi sempat mendapat penolakan dari warga setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com