Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Jokowi Turun Gara-gara Ma'ruf, Wakil Ketua TKN Sebut Ini Masih Kaget-kaget Saja

Kompas.com - 22/08/2018, 05:20 WIB
Reza Jurnaliston,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, menilai, hasil survei LSI Denny JA yang menunjukkan elektabilitas Joko Widodo turun akibat berpasangan dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin belum menunjukkan kondisi yang sebenarnya.

Menurut Kadir, pendukung Ma’ruf Amin belum melakukan konsolidasi secara optimal dalam Pilpres 2019 mendatang.

“Ini masih kaget-kaget saja belum ada konsolidasi, jadi pendukung kiai Ma’ruf (Ma’ruf Amin) belum konsolidasi. Nanti kalau NU, PKB dan lain bekerja insya allah akan menambah elektabilitas Jokowi,” ujar Kadir yang juga Sekretaris Jenderal PKB saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/8/2018).

Baca juga: Survei LSI: Maruf Dipilih Milenial, Sandiaga Magnet Pemilih Pemula

Kadir menuturkan, mesin seluruh partai koalisi pendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf baru akan mulai bekerja.

Sebab, para sekjen koalisi pengusung Jokowi-Ma'ruf baru menyerahkan susunan tim kampanye nasional (TKN) ke KPU, Senin (20/8/2018).

Susunan TKN tersebut merupakan perbaikan dari susunan TKN yang sebelumnya diserahkan parpol koalisi pada saat pendaftaran capres-cawapres ke KPU, Jumat (10/8).

Sekjen PKB Abdul Kadir Karding di Kantor DPP PKB, Selasa (31/10/2017).KOMPAS.com/IHSANUDDIN Sekjen PKB Abdul Kadir Karding di Kantor DPP PKB, Selasa (31/10/2017).

Baca juga: Survei LSI: Sosok Cawapres Bikin Elektabilitas Jokowi Turun, Prabowo Naik

Kadir yakin, bila nantinya seluruh mesin parpol pendukung koalisi mulai bekerja akan mampu mendongkrak tingkat elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf.

“Sangat optimis nanti bisa mendongkrak elektabilitasnya,” kata dia.

Nantinya, kata Kadir, Ma’ruf Amin akan fokus di kantong suara-suara umat Muslim sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.

“Ini yang harus disampaikan ke publik bahwa beliau sebagai tokoh pemersatu dan sebagainya,” kata Kadir.

Baca juga: Survei LSI: Elektabilitas Jokowi-Maruf 52,2 Persen, Prabowo-Sandiaga 29,5 Persen

Diberitakan sebelumnya, berdasarkan survei LSI Denny JA, sebelum berpasangan dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin elektabilitas Joko Widodo mencapai 53,6 persen.

“Namun, saat dipasangkan Jokowi-Ma'ruf Amin, elektabilitas turun menjadi 52,2 persen," ujar peneliti senior LSI Denny JA Adjie Alfaraby di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Selasa (21/8/2018).

Menurut Adjie, penurunan pemilih Jokowi terjadi di beberapa segmen, yakni pemilih non-Muslim (22,8 persen), pemilih kaum terpelajar (40,4 persen), dan pemilih pemula (7,6 persen).

Baca juga: Survei LSI: Suara Emak-emak Condong ke Jokowi-Maruf

Penurunan itu tampak ketika Jokowi dipasangkan dengan Ma'aruf Amin.

Sementara hal sebaliknya terjadi pada Prabowo. Tanpa disandingkan dengan Sandiaga, elektabilitas Prabowo sebesar 28,8 persen.

Namun, saat disandingkan dengan Sandiaga Uno, elektabilitas justru naik menjadi 29,5 persen.

Kenaikan elektabilitas Prabowo disebabkan terjadi kenaikan pada segmen pemilih perempuan (4,8 persen), pemilih pemula (5,3 persen), dan segmen kaum terpelajar (7,1 persen).

Kompas TV Simak dialognya dalam Sapa Indonesia Malam berikut ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com