Gagalnya Proklamasi 15 Agustus
Kendati demikian, penulis memprediksi kemungkinan gagasan "angka keramat 17" tidak muncul ketika Soekarno berhadapan dengan Wikana dan Darwis.
Proklamasi terjadi pada 17 Agustus 1945 karena Soekarno dan Hatta tidak mempan didesak oleh para pemuda. Para pemuda ingin agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan pada 15 Agustus 1945 dan tidak melalui Panita Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Soekarno dan Hatta beralasan, Jepang sudah mengambil keputusan untuk memerdekakan Indonesia.
Baca juga: Siulan Rahasia Bung Karno dan Kecurigaan Belanda di Kota Ende
Kemudian pada 16 Agustus 1945, PPKI yang diketuai Soekarno akan bersidang melaksanakan kemerdekaan itu, mengesahkan rencana Undang-Undang Dasar yang telah disiapkan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan memilih kepala pemerintahan di pusat dan daerah.
Sesudah itu, anggota PPKI pulang ke daerah masing-masing untuk menyusun kekuatan rakyat dan mempertahankan kemerdekaan itu dari serangan Sekutu.
Namun, para pemuda memandang semuanya itu tidak perlu karena akan menggambarkan kemerdekaan Indonesia adalah buatan Jepang. Mereka ingin Indonesia buatan sendiri. Oleh sebab itu, mereka mendesak Soekarno harus memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 15 Agustus 1945 malam.
Perundingan seketika macet dan rapat pun diputuskan bubar.