Salin Artikel

Alasan Mistik Soekarno di Balik Angka Keramat 17

Dikutip dari buku 17-8-45, Fakta, Drama, Misteri yang ditulis oleh Hendri F. Isnaeni, Soekarno mengakui sudah merencanakan Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945.

Mengapa tanggal 17? "Aku percaya pada mistik," ungkap Soekarno.

Kisah ini berawal dari pertemuan antara Soekarno dengan dua tokoh pemuda saat itu yang ingin kemerdekaan Indonesia segera diproklamasikan, yakni Wikana dan Darwis, pada 15 Agustus 1945.

Dalam pertemuan itu, keduanya menanyakan Soekarno sebagai pemimpin rakyat ketika Jepang sudah menyerah. Namun, Soekarno belum memercayai penyerahan Jepang sebelum pihak resmi menyampaikan berita itu.

"Mengapa tidak rakyat kita sendiri yang menyatakan kemerdekaan kita? Mengapa bukan rakyat kita yang memproklamirkan kemerdekaan kita itu?" tanya mereka.

"Hal ini tak dapat saya putuskan, tetapi harus lebih dahulu saya rembukkan dengan teman-teman lainnya, dan saya harus pula lebih dahulu mendengarkan keterangan resmi tentang penyerahan Jepang itu dan bagaimana lain-lain kelanjutannya yang berhubungan dengan kemerdekaan kita," jawab Soekarno.

Dalam percakapan itu, Soekarno mengatakan dirinya sudah merencanakan Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, sejak berada di Saigon. Soekarno tidak dapat menerangkan secara masuk akal terkait pemilihan tanggal 17.

Ia hanya mengatakan angka 17 adalah angka suci dan keramat. "Tetapi aku merasakan di dalam relung hatiku bahwa dua hari lagi adalah saat yang yang baik," ucap Soekarno.

Dalam penanggalan Jawa, 17 Agustus 1945 jatuh pada hari Jumat legi. Kata legi dalam bahasa Jawa artinya manis. Kemudian Soekarno mengaitkan tanggal 17 dengan peristiwa diturunkannya Al Quran.

Selain itu, Soekarno juga menghubungkan tanggal 17 dengan perintah Nabi Muhamamd SAW kepada umat Islam untuk bersembahyang 17 rakaat dalam sehari.

"Mengapa Nabi Muhammad memerintahkan 17 rakaat, bukan 10 atau 20? Karena kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia," tuturnya.

Menurut Soekarno, saat mendengar berita penyerahan Jepang, ia menyadari takdir Tuhan bahwa peristiwa Proklamasi akan jatuh pada hari keramat-Nya.

Kendati demikian, penulis memprediksi kemungkinan gagasan "angka keramat 17" tidak muncul ketika Soekarno berhadapan dengan Wikana dan Darwis. 

Proklamasi terjadi pada 17 Agustus 1945 karena Soekarno dan Hatta tidak mempan didesak oleh para pemuda. Para pemuda ingin agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan pada 15 Agustus 1945 dan tidak melalui Panita Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Soekarno dan Hatta beralasan, Jepang sudah mengambil keputusan untuk memerdekakan Indonesia.

Kemudian pada 16 Agustus 1945, PPKI yang diketuai Soekarno akan bersidang melaksanakan kemerdekaan itu, mengesahkan rencana Undang-Undang Dasar yang telah disiapkan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan memilih kepala pemerintahan di pusat dan daerah.

Sesudah itu, anggota PPKI pulang ke daerah masing-masing untuk menyusun kekuatan rakyat dan mempertahankan kemerdekaan itu dari serangan Sekutu.

Namun, para pemuda memandang semuanya itu tidak perlu karena akan menggambarkan kemerdekaan Indonesia adalah buatan Jepang. Mereka ingin Indonesia buatan sendiri. Oleh sebab itu, mereka mendesak Soekarno harus memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 15 Agustus 1945 malam.

Perundingan seketika macet dan rapat pun diputuskan bubar.

https://nasional.kompas.com/read/2018/08/18/08542361/alasan-mistik-soekarno-di-balik-angka-keramat-17

Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke