Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi, Capres yang Hanya Ingin Gelar Insinyur...

Kompas.com - 10/08/2018, 14:19 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Pengusaha

Selepas meraih gelar insinyur, Jokowi sempat bekerja di salah satu BUMN dan ditempatkan di Aceh.

Jokowi kemudian membangun usahanya sendiri dengan bekal pengetahuan meubel dari sang paman. Ia menamakan perusahaannya PT Rakabu, yang diambil dari putra sulungnya.

Usahanya di dunia meubel sempat mengalami jatuh bangun hingga pada era reformasi, ia justru menikmati keuntungan dari hasil ekspor di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang porak poranda akibat krisis moneter.

Jokowi berkeliling Eropa dan sejumlah negara di benua lainnya untuk berbisnis meubel.

Pengalamannya hidup di luar negeri itu juga membuka matanya soal bagaimana sebuah kota ditata dan dikelola dengan modern dan nyaman untuk ditinggali.

Seluruh pengalaman hidupnya itu menarik minat Jokowi untuk terjun ke dunia politik.

Tahun 2005, Jokowi dan F.X Hadi Rudyatmo diusung PDI Perjuangan dan PKB untuk menjadi calon wali kota dan wakil wali kota Surakarta.

Pasangan ini menang Pilkada dengan persentase suara sebesar 36,62 persen.

Setelah melewati satu periode masa jabatan, Jokowi dan FX Rudi kembali terpilih dalam Pilkada selanjutnya.

Namun, kepemimpinan Jokowi menarik PDI Perjuangan untuk 'memindahkan' Jokowi ke Jakarta.

Ia memilih mundur sebagai Wali Kota Solo digantikan FX Rudi dan menjadi calon gubernur DKI Jakarta.

Hijrah ke Ibu Kota

Pada Pilkada DKI Jakarta 2012, Jokowi dipasangkan bersama Basuki Tjahaja Purnama.

Keduanya berhadapan dengan sejumlah pasangan calon, yakni Fauzi Bowo-Nahrawi Ramli (petahana), Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, Faisal Basri-Biem Benjamin dan Alex Noerdin-Nono Sampono.

Pilkada DKI 2012 berlangsung dua putaran. Pada putaran kedua, pasangan calon yang masih tersisa, yakni Jokowi-Basuki dan Fauzi Bowo-Nachrawi Ramli.

Namun, akhirnya pasangan Jokowi-Basuki menang dengan perolehan suara 2.472.130 (53,82 persen) suara. Sedangkan pasangan rival memperoleh 2.120.815 (46,18 persen) suara.

Kinerja Jokowi-Basuki relatif moncer di DKI. Sejumlah program ditelurkannya, antara lain program bantuan sosial Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KIS), pembangunan Kampung Deret, pembangunan rumah susun, normalisasi aliran sungai dan peremajaan bus Transjakarta.

Pada era kepemimpinan Jokowi pula, terungkap kasus korupsi bus Transjakarta berkarat.

Kepala Dinas Perhubungan kala itu, Udar Pristono ditetapkan sebagai tersangka dan divonis bersalah oleh hakim pengadilan tinggi usai melakukan banding.

Jokowi-Basuki juga menjadi pelopor dihapuskannya diskriminasi dan nepotisme dalam jenjang karier PNS di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui lelang jabatan.

Kepemimpinan Jokowi di DKI Jakarta semakin populer setelah menjalankan roda pemerintahan dengan pendekatan humanis.

Ia blusukan ke kampung-kampung kumuh, ke bantaran sungai, ke rumah-rumah susun, bahkan ia masuk ke gorong-gorong untuk mengecek endapan penyebab banjir.

Maka tidak heran banyak yang mendorong agar Jokowi menjadi calon presiden pada Pemilihan Preside 2014.

Sejumlah lembaga survei juga menempatkan nama Jokowi pada pucuk nama-nama yang memiliki elektabilitas tinggi untuk Pilpres.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com