Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi, Capres yang Hanya Ingin Gelar Insinyur...

Kompas.com - 10/08/2018, 14:19 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Kompas TV Joko Widodo dan Ma’ruf Amin deklarasikan diri menjadi pasangan calon di Pemilihan Presiden 2019.

Presiden

Setelah menjabat Presiden RI, Jokowi mengambil kebijakan yang tidak populis, yakni mencabut subsidi BBM sehingga harganya naik di pasaran. Kebijakan itu menuai aksi demonstrasi berhari-hari.

Namun pencabutan subsidi itu dilakukan untuk memperlebar ruang fiskal agar dapat membiayai program-program pro rakyat.

Antara lain Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Setelah itu, berturut-turut, Jokowi mengeluarkan kebijakan bantuan sosial serupa, yakni Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Belakangan, Jokowi menginstruksikan agar harga BBM di Papua dan beberapa daerah terpencil harus sama dengan harga BBM di Pulau Jawa. Program ini dikenal dengan sebutan 'BBM satu harga'.

Sejak Jokowi menjabat Presiden, ia juga membuka keran pembangunan infrastruktur yang selama ini mampet mulai dari jalan tol, jembatan, irigasi dan sebagainya.

Sejumlah proyek infrastruktur yang selama ini mangkrak di penjuru Indonesia diambil alih BUMN untuk kemudian dikerjakan kembali.

Membangun Indonesia dari pinggir. Demikian prinsip pemerintahan Jokowi-JK yang kemudian membawa perubahan pada garis batas Indonesia dengan negara lain.

Setidaknya, tujuh Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang selama ini ada diruntuhkan dan dibangun kembali.

Bangunan baru jauh lebih luas dan bagus sehingga meningkatkan harga diri bangsa di mata warga negara tetangga.

Pemerintahan Jokowi-JK juga mengusung paradigma baru, yakni Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Di bawah komando Jokowi, salah satu menteri yang fenomenal, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengeluarkan kebijakan ketat soal pengelolaan sumber daya alam di laut.

Salah satu kebijakan yang mendapatkan dukungan luas adalah penenggelaman kapal asing pencuri ikan di perairan Indonesia dan moratorium kapal ikan di Indonesia.

Pemerintahan Jokowi-JK juga cukup responsif atas isu kepemilikan tanah. Melalui Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, Jokowi mengeluarkan kebijakan pembuatan sertifikat tanah gratis dan perhutanan sosial.

Hampir setiap Jokowi kunjungan kerja ke pelosok, selalu ada agenda pembagian sertifikat tanah kepada masyarakat.

Pada tahun keempat, pemerintahan Jokowi juga fokus pada pembangunan ekonomi bagi umat Islam.

Beberapa program yang berorientasi pada hal itu, antara lain pendirian Bank Wakaf Mikro dan mendorong kerjasama perusahaan besar dengan organisasi Islam.

Soal politik luar negeri, pemerintahan Jokowi-JK mengusung politik bebas aktif dan damai.

Salah satu isu yang sangat difokuskan adalah upaya perdamaian antara Israel dengan Palestina serta isu pengungsian yang ada di Myanmar.

Berkali-kali Indonesia mengirimkan bantuan untuk warga Palestina dan Rohingya.

Satu hal yang unik dari sosok Jokowi. Ia selalu menolak rencana pemberian gelar doktor honoris causa dari universitas-universitas, dalam maupun luar negeri.

Ia tetap mempertahankan gelar akademik 'insyinyur' dan status 'haji' pada namanya.

Pada Kamis (9/8/2018), Jokowi menyatakan diri untuk maju kembali dalam Pilpres 2019. Atas restu dari sembilan partai politik koalisi pendukungnya, ia menunjuk Kiai Haji Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden.

Keduanya mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat (10/8/2018) pukul 09.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com