Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemhan: Dua Pesawat Sukhoi Tiba 2019

Kompas.com - 09/08/2018, 15:10 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan menegaskan rencana pemerintah Indonesia membeli 11 unit jet tempur Sukhoi (SU-35) dari Rusia tidak terkendala.

Bahkan, dua pesawat Sukhoi tersebut kemungkinan tiba di Indonesia pada 2019.

"Apabila Agustus ini kontrak efektif, maka 2019 akan datang dua unit. Kalau tidak efektif, kemungkinan mundur," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Totok Sugiharto, kepada wartawan di Kantor Kemhan, Jakarta, Kamis (9/8/2018), seperti dikutip Antara.

Baca juga: Beli Sukhoi dari Rusia, Indonesia Dapat Ancaman dari Amerika Serikat

Mengenai rencana pembelian itu, Kemhan telah bersinergi dengan sejumlah kementerian terkait.

Artinya, sejauh ini tidak ada kendala meski terlihat dinamika di lapangan yang menyoal kebijakan tersebut.

Sebelumnya Amerika Serikat sempat mengeluarkan ancaman embargo terhadap sejumlah negara yang ingin membeli pesawat buatan Rusia.

Baca juga: Pengadaan Pesawat Tempur Sukhoi Su-35 Telah Selesai, tetapi...

Kontrak pembelian SU-35 itu dengan spesifikasi "full combat" (persenjataan lengkap) antara Indonesia-Rusia pada Februari lalu.

Totok menepis informasi yang menyebut AS berusaha menekan Indonesia agar tidak membeli Sukhoi dari Rusia.

"Kita tidak ada musuh, kita baik dengan Amerika. Kita juga beli Hercules. Kita juga baik dengan Rusia dan negara-negara lainnya. Jadi kita tidak punya musuh," tuturnya.

Bahkan, tambah dia, dalam waktu dekat Indonesia berencana membeli 5 unit pesawat angkut jenis Hercules dari AS untuk memperkuat alutsista TNI.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pengamanan dan Sandi Angkatan Udara Marsma TNI Andi Kustoro dan tim bersama Deputy Director of The Air Force Departement Rusia, Tsyplakov Yury berserta tim melakukan survei di Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, Senin (6/8).

Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi, Mayor Sus Hamdi Londong Allo menjelaskan, survei yang dilakukan oleh tim dari Rusia tersebut guna persiapan kedatangan pesawat Sukhoi SU-35 yang dibeli pemerintah RI dari Rusia.

"Survei dimaksudkan untuk menentukan lokasi dan kebutuhan yang akan dipersiapkan oleh pihak pabrikan pesawat Sukhoi SU-35 'Komsomolkom-on-Amur aircraft plant them'," ucapnya.

Rencananya, kata Londong, survei akan berlangsung selama dua hari dan melibatkan 10 ahli dari negara Rusia.

"Selama di Lanud Iswahjudi rombongan dibawa ke Skadron Udara 14. Meliputi hanggar, 'shelter', 'apron', 'aerodrome', 'runway', 'taxyway', 'fire fighter vehicles', GPL, simulator, Depo 60, dan objek lainnya," paparnya.

Ia menjelaskan, peninjauan dimaksudkan untuk melihat kesiapan lokasi yang akan digunakan untuk bermukimnya pesawat canggih Sukhoi SU-35.

"Peninjauan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Pemerintah Indonesia yang akan memboyong 11 pesawat Sukhoi SU-35 yang akan menggantikan pesawat pendahulunya F-5 Tiger," tutur Londong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com