Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PKS Nilai Kepemimpinan Prabowo Solidkan Koalisi Penantang Jokowi

Kompas.com - 26/07/2018, 07:16 WIB
Devina Halim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA. KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menganggap Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto telah membuktikan kepemimpinannya sebagai salah satu pimpinan koalisi penantang Presiden Joko Widodo.

Mardani menilai hal itu dari aktivitas politik Prabowo yang "bergerilya" ke berbagai partai politik, termasuk Partai Demokrat.

Penjajakan koalisi antara Prabowo dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dilakukan di kediaman SBY, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa (24/7/2018) malam.

"Ini bab tentang leadership quality, bagaimana Pak Prabowo dalam hal ini menunjukkan kualitas tersebut," ujar Mardani saat ditemui di ruangannya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/7/2018).

"Bagaimana pun, coallition leader-nya adalah Pak Prabowo. Jadi Pak Prabowo yang muter (ke partai lain), itu rendah hati juga," kata dia.

Baca juga: PKS Diyakini Tetap Dukung Prabowo meski Tak Dapat Cawapres, asal Ada Konsesi Politik

Sampai saat ini, menurut Mardani, penjajakan politik masih dilakukan oleh PKS dengan Partai Gerindra, begitu pula dengan Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Perbincangan terkait calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo di Pilpres 2019 juga dinilai Mardani masih cair.

PKS masih tetap pada pendiriannya untuk mengajukan sembilan nama kadernya sebagai cawapres, yaitu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan; Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

Kemudian, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al'Jufrie, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera

Sementara itu, Partai Demokrat menginginkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres. Di sisi lain, Partai Amanat Nasional (PAN) mengajukan ketua umumnya, Zulkifli Hasan, sebagai pendamping capres.

Baca juga: Prabowo di Antara Cawapres dari Demokrat dan PKS...

Mardani mengaku bahwa setiap partai masih terbuka dengan konfigurasi pilihan-pilihan tersebut.

"Memang etikanya Pak Prabowo sebagai pemimpin koalisi harus make everybody feels comfortable (membuat semua orang merasa nyaman)," tuturnya.

Menurut Mardani, kepemimpinan tersebut akan menjadi penentu mereka memenangkan pilpres mendatang. Dengan demikian, Mardani menilai kemenangan tak tergantung pada jumlah partai yang tergabung dalam koalisi.

"Makin banyak pasukan, belum tentu makin solid. Namun, makin kuat kepemimpinan, sedikit maupun banyak pasukan, (akan) solid," ujar dia.

Kompas TV PKS membahas kondisi politik nasional terkini termasuk sikap jelang pileg dan pilpres 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com