Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN Apresiasi Pertemuan SBY-Prabowo Jajaki Koalisi Pilpres 2019

Kompas.com - 25/07/2018, 16:34 WIB
Devina Halim,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Amanat Nasional (PAN) mengapresiasi pertemuan antara Partai Demokrat dengan Partai Gerindra membahas rencana koalisi Pilpres 2019.

Penjajakan koalisi itu dilakukan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Itu merupakan hal yang positif dalam upaya untuk menentukan pematangan koalisi di pilpres," ujar Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/7/2018).

"Kalau misalkan nanti PAN, Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat bergabung, bersatu dalam Koalisi Persatuan Indonesia, kan malah lebih bagus, pilpres menjadi lebih semarak dan lebih demokratis," tambahnya.

Baca juga: Waketum PAN: Ijtihad Politik Kami Mengambil Jalur Perjuangan di Luar Petahana

Ia hanya mengharapkan agar antarpartai yang nanti berkoalisi, tidak ada yang saling memaksakan kehendak.

"Jadi koalisi yang nanti, harus dibangun berdasarkan platform koalisi yang betul-betul mencerminkan hal-hal yang menjadi perhatian, tantangan, peluang, ancaman bangsa Indonesia ke depan dalam perspektif ideologi politik, budaya, ekonomi, dan sebagainya," jelasnya.

Baca juga: Jika Demokrat-Gerindra Berkoalisi, Fahri Hamzah Yakin Jokowi Kalah

Sampai saat ini, PAN belum menyatakan ke arah mana dukungan yang akan diberikan dalam pilpres mendatang. Mereka masih menjalin komunikasi dengan berbagai partai politik.

Namun, komunikasi yang dilakukan oleh PAN belakangan ini lebih condong ke partai-partai yang mendukung Prabowo Subianto, seperti Partai Gerindra dan PKS.

Sebagai kelanjutan dari pertemuan SBY-Prabowo, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dijadwalkan bertemu dengan SBY malam nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com