JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK) Fajar Laksono Soeroso mengatakan, panitia seleksi (pansel) Dewan Etik sedang mencari pengganti Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah, yang mundur karena alasan kesehatan.
Ia menuturkan, dibutuhkan tokoh-tokoh terbaik bangsa untuk menggantikan posisi Gus Sholah selaku anggota Dewan Etik MK.
“Pansel sudah memanggil calon-calon, baik lewat pengumuman maupun jemput bola. Ada nama tokoh yang sudah menyatakan bersedia, tapi masih akan dibahas dulu oleh Pansel,” ujar Fajar saat dihubungi, Jumat (20/7/2018).
Baca juga: Putusan Dewan Etik MK soal Kasus Arief Hidayat Dinilai Mengecewakan
Tiga anggota pansel dewan etik MK, yaitu Mohamad Laica Marzuki yang mewakili unsur hakim, Bintan Regen Saragih mewakili unsur akademisi, dan Hatta Mustafa sebagai tokoh masyarakat.
Saat ditanya siapa nama-nama calon pengganti Gus Solah tersebut, Fajar belum bisa memberikan jawaban secara pasti.
“Nah itu, saya belum bisa sampaikan karena pansel juga belum secara resmi bertemu,” kata dia.
Baca juga: Beda Pendapat, Ketua Dewan Etik MK Nilai Arief Hidayat Melakukan Pelanggaran Berat
“Saya tidak bisa nentukan (kapan keputusan pengganti Gus Solah dikeluarkan), tetapi pansel dewan etik ini sudah punya time schedule,” tutur dia.
Meski demikian, Fajar berharap pansel MK segera memutuskan sosok pengganti Gus Solah. Hal tersebut untuk mencegah dan mengawasi terjadinya pelanggaran etik hakim konstitusi dalam penanganan setiap perkara pilkada yang sedang ditangani MK.
Baca juga: Dewan Etik MK Minta Putusan Majelis Hakim Segera Dipublikasi
Dewan Etik MK beranggotakan tiga orang. Selain Gus Sholah, anggota lainnya adalah Achmad Roestandi dan Bintan Regen Saragih.
Ketiganya menjabat sebagai anggota Dewan Etik MK sejak 2017 dan akan berakhir pada 2020. Namun, karena alasan kesehatan, Gus Sholah pun mundur pada 15 April 2018.