Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Jangan Sampai Masyarakat Berdarah-darah karena Pertarungan Kekuasaan

Kompas.com - 17/07/2018, 12:19 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengajak para dai kamtibmas untuk turut menjaga keamanan dan ketertiban pada saat Pilpres 2019.

Menurut Tito, hal ini penting untuk menjaga keutuhan Indonesia sebagai bangsa dan negara.

Tito mengatakan, kepentingan utama Polri adalah menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Dalam konteks pesta demokrasi, imbuh Tito, Polri memiliki kepentingan menjaga agar kontestasi politik berjalan aman, lancar, demokratis, dan tanpa mengorbankan kebhinnekaan Indonesia.

"Masyarakat jangan sampai berdarah-darah gara-gara urusan pertarungan kekuasaan," ujar Tito saat memberikan sambutan pada acara Silaturahim Nasional Dai Kamtibmas di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Baca juga: Kapolri Sebut Polisi dan Dai Punya Kesamaan

Menurut Tito, keutuhan Indonesia sebagai bangsa dan negara merupakan sesuatu yang harus disyukuri.

Sebab, sejak merdeka 72 tahun lalu, Indonesia masih utuh sebagai negara dan bangsa.

Kondisi ini dipandangnya merupakan nikmat terbesar yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada Indonesia.

Apabila berkaca pada negara lain, banyak negara yang kuat dan besar, namun pada akhirnya runtuh.

Baca juga: Presiden Jokowi: Saya Titip, Jangan karena Pilihan Berbeda, Kita Tidak Saling Sapa

Tito memberi contoh antara lain Uni Soviet yang merupakan negara dengan luas wilayah yang besar dan kekuatan militer yang kuat, namun akhirnya runtuh.

Selain itu, ada pula Yugoslavia yang kuat, namun runtuh dan saat ini negara pecahannya antara lain Bosnia dan Kroasia.

Ada pula banyak negara yang hancur karena konflik berkepanjangan, seperti Suriah, Irak, Libya hingga Mesir.

Akan tetapi, Indonesia sejak merdeka pada 1945 lalu tetap berdiri, berdaulat, dan tidak runtuh.

"Kita syukuri 72 tahun negara ini masih tetap dari Sabang sampai Merauke berdiri sebagai negara dan bangsa," kata Tito.

Ia menegaskan, kondisi keutuhan tersebut tidak boleh membuat terlena. Apabila ada potensi perpecahan, maka harus segera diupayakan untuk kembali merekatkan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com