Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Membaca Sinyal dari Istana, Ini Cawapres di Saku Jokowi

Kompas.com - 16/07/2018, 06:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Setidaknya, pemerintahan Jokowi berjibaku dengan tiga masalah utama. Pertama, ekonomi, kedua polarisasi politik identitas terkait agama, dan ketiga masalah politik, hukum, dan keamanan.

Yang ketiga ini biasa, selalu terjadi siapa pun presidennya. Adapun yang pertama dan kedua bersifat situasional, termasuk juga terjadi dari efek yang terjadi akibat aksi-reaksi politik dalam negeri, yang juga punya pengaruh dari kondisi geo-politik luar negeri.

Bocoran nama cawapres dari Rommy

Atas hal ini, saya menanyakan kepada salah satu kandidat yang kabarnya masuk ke dalam bursa cawapres Jokowi, yakni Romahurmuziy.

Romy, sapaan Ketua Umum PPP ini, mengiyakan bahwa cawapres Jokowi mengerucut pada salah satu tokoh dan bisa saja dikaitkan dengan kalangan nahdliyin. Saat ditanya siapa saja 10 kandidat cawapres (yang akhirnya mengerucut menjadi lima), Rommy berkeberatan.

Namun, belakangan pada wawancara saya di Program "Aiman" dengannya, Rommy membocorkan kepada media untuk kali pertama melalui saya tentang nama-nama yang masuk ke dalam 10 bakal cawapres Jokowi.

Romy mengatakan, nama ini pernah ditunjukkan Jokowi kepadanya. Kesepuluh nama itu meliputi pengusaha Chairul Tanjung dari kalangan profesional, Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Susi baru saja lulus kejar Paket C setingkat SMA sehingga masuk persyaratan cawapres yang mensyaratkan pendidikan minimal SMA sederajat.

Ada pula tokoh agama, Ketua MUI dan juga Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ma'ruf Amin, anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) sekaligus mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, anggota Dewan Pengarah UKP PIP dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, serta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Ada pula tiga ketua umum parpol, yakni Airlangga Hartarto dari Golkar, Muhaimin Iskandar dari PKB, dan Romahurmuziy dari PPP.

Bagaimana dengan TGB?

Saya menanyakan tentang ketiadaan nama kader Demokrat yang juga masih menjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat KH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (SGB) dalam daftar nama itu. Sepekan ini, nama TGB menjadi topik utama pembicaraan di banyak media, termasuk dunia maya.

Rommy mengatakan, "Tidak ada." Itulah "isi kertas" cawapres Jokowi yang ditunjukkan kepadanya.

Lalu, siapa lima nama cawapres yang telah mengerucut? Tidak ada yang bisa menjelaskan. Namun, jika ada "sinyal" bahwa kalangan NU yang akan dipinang Jokowi, maka tampak nama–nama di atas yang bisa dikaitkan dan belakangan ini nama Mahfud MD tampak semakin menguat.

Program "Aiman" mewawancarai khusus Mahfud MD terkait hal ini. Apakah Mahfud, Ketua Mahkamah Konstitusi 2008-2013 dan sekarang bersama dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi Dewan Pengarah UKP PIP, bakal dipilih Jokowi?

Apakah Jusuf Kalla (JK) masih berpeluang? Hanya Tuhan yang tahu. Bukan tidak mungkin nama Wakil Presiden RI tersebut kembali mengisi daftar cawapres Jokowi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com