Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: 10 Juta TKA China Kerja Kemari? Emang Kita Gila!

Kompas.com - 11/07/2018, 21:48 WIB
Yoga Sukmana,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mempertanyakan data 10 juta tenaga kerja asing (TKA) asal China yang disebut-sebut sejumlah pihak menyerbu Indonesia.

"Ada seorang saya lihat tadi di sosmed, dengan gagahnya dia bilang ada 10 juta orang China kerja kemari, emang kita gila apa?" ujarnya dalam acara Sarasehan Nasional: Belajar dari Resolusi Konflik dan Damai Maluku, Jakarta, Rabu (11/7/2018).

"Dari mana (data itu), dia bilang ada datang diam-diam, emang negara kita banana republik?" sambung Luhut.

Baca juga: Tantang Pengkritik Jokowi, Luhut Bertaruh Cium Kaki

Mantan Komandan Satgas Tempur Khusus Kopassus itu tidak percaya dengan data tersebut. Tudingan itu dia anggap ngawur dan tidak berdasar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kata Luhut, jumlah TKA di Indonesia hanya 126.000, atau 0,1 persen dari jumlah tenaga kerja di Indonesia yang mencapai 121 juta orang pada 2017.

Luhut tidak menutup mata kemungkinan adanya tenaga kerja asing ilegal di Indonesia. Namun, ia tetap tak percaya bila angkanya mencapai jutaan. 

Baca juga: Prabowo: Kalau Buka Pintu untuk TKA, Rakyat Kita Kerja Apa?

"Mana negara yang enggak ada illegal working? Kita enggak perlu menutup-nutupi kalau kita bener semua, tidak," kata dia.

Sebelumnya, Luhut kembali menantang para pengkritik Presiden Jokowi dan pemerintahan tanpa data. Ia meminta orang tersebut menemuinya dan menunjukan data atas kritiknya.

Luhut menyatakan tak main-main dengan tantangan itu. Bahkan ia bersedia mencium kaki orang tersebut bila kalah menunjukan data yang valid.

Namun, kata Luhut, bila pengkritik itu kalah tak bisa menunjukan bukti atau data valid, ia harus mencium kakinya.

Kompas TV Peringatan Hari Buruh di Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (1/5) pagi, terkonsentrasi di 4 lokasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com