JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) Ahmad Taufan Damanik mengatakan, tugas Komnas HAM ke depan semakin tidak mudah dan penuh tantangan.
Hal tersebut disampaikan Taufan saat memperingati 25 tahun Komnas HAM.
“Di era reformasi bukan berarti tugas Komnas HAM semakin ringan, justru bertambah tantangan dan dinamikanya,” ujar Taufan di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (9/7/3018).
Taufan menuturkan, ekspektasi publik semakin tinggi terkait penanganan kasus HAM berat masa lalu.
Baca juga: Komnas HAM: DPR Salah Tempat Jika Atur Tindak Pidana HAM di RKUHP
Di sisi lain, Taufan menyinggung beberapa kasus pelanggaran HAM berat yang telah dibahas bersama Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) dan Kejaksaan Agung.
Ia meminta sembilan kasus pelanggaran HAM berat yang sudah ditangani Komnas HAM segera diproses ke tingkat penyidikan oleh Kejaksaan.
Kesembilan kasus tersebut di antaranya peristiwa 65, penembakan misterius, Talangsari, Semanggi 1 dan 2, juga kasus di Aceh dan Papua.
Ia mengatakan, tak ada alasan bagi Jaksa Agung untuk menunda penyidikan kasus-kasus tersebut lantaran Komnas HAM telah sering membahas bersama Kejaksaan Agung dan Kemenkopolhukam.
“Berbagai cara dan pendekatan telah ditempuh untuk mendorong penanganan kasus-kasus tersebut sebagai pemenuhan HAM atas keadilan para korban,” kata dia.
Baca juga: Jokowi Minta Pendapat Komnas HAM Soal Pembentukan Dewan Kerukunan Nasional
Pada kesempatan tersebut, Taufan meminta Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan dan memperjuangkan penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat.
Taufan juga mendesak Jaksa Agung segera membentuk tim penyidikan kasus pelanggaran HAM berat.
“Kita semua berharap dan optimal agar ada titik terang terhadap kasus-kasus tersebut. Kita percaya bahwa Presiden akan memenuhi kewajibannya,” kata dia.
“Penyelesaian kasus tersebut sebagai utang bangsa untuk segera diselesaikan dan menjadi kewajiban kita sebagai bangsa beradab,”lanjut Taufan.
Terakhir, dalam kesempatan tersebut, Taufan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat demi penegakan HAM di Indonesia.
“Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada bapak ibu, mantan komisioner yangbtelah mendedikasikan hidupnya di lembaga ini demi maju dan tegaknya ham,” kata dia.
Secara terpisah, ketua pelaksana acara peringatan setengah abad Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menuturkan, peringatan ulang tahun Komnas Ham kali ini mengambil tema HAM Tegak, Bangsa Beradab.
Menurut dia, kehadiran Komnas HAM tidak hanya mengurusi persoalan penyelesaian pelanggaran HAM, tetapi memiliki peran yang lebih untuk memajukan peradaban bangsa.
Baca juga: Komnas HAM: RKUHP Berpotensi Memberangus Sifat Khusus UU Pengadilan HAM
“Kehadiran Komnas HAM, bukan sekadar ngomong HAM, penyelesaian kasus HAM, tetapi juga bagaiamana Komnas HAM berperan dalam membangun peradaban bangsa ini,” ujar dia.
Dalam acara tersebut hadir para mantan Anggota Komnas HAM sejak pertama berdiri tahun 1993, para pegiat HAM, para pimpinan lembaga, dan mitra kerja.
Beka menuturkan, dalam memperingati hari ulang tahun Komnas HAM yang ke 25 akan diselenggarakan sarasehan yang mengangkat tema "Mengokohkan Pemajuan dan Perlindungan Hak Minoritas" dalam rangka mefleksikan perjalanan Komnas HAM sebagai lembaga mandiri yang telah memperjuangkan HAM sejak 1993.