Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla yang Tak Gampang Dirayu...

Kompas.com - 05/07/2018, 07:41 WIB
Moh Nadlir,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla takkan mengubah pendiriannya untuk menghabiskan waktu bersama keluarga pasca-pensiun memimpin negeri ini sebagai wakil presiden.

Padahal, Partai Demokrat ngotot ingin Kalla maju pada Pilpres 2019 bersama Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

"Tetap teguh atas sikapnya. Ini juga dibicarakan beliau pada saya," ujar Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi kepada Kompas.com Rabu (4/7/2018).

Pengalamannya sebagai politisi senior juga diyakini takkan membuat mantan Ketua Umum Partai Golkar itu gampang tergoda atas berbagai rayuan yang ada.

"Sebagai politician (politisi) beliau tentu tidak gampang dirayu," ucap Sofjan.

Baca juga: Jusuf Kalla Tolak Tawaran Demokrat Duet Bareng AHY di Pilpres 2019

Sofjan juga mengungkapkan, sebelumnya Kalla telah menolak wacana Partai Demokrat untuk berkoalisi saat Pilpres 2019.

"Dia (Kalla) sudah tolak, dia (Kalla) enggak mau, sudah kasih tahu ke Demokrat, dia (Kalla) tidak bisa lagi. Pak JK sudah kasih tahu langsung," kata Sofjan.

Menurut Sofjan, alasan penolakan itu karena pertimbangan waktu bersama keluarga setelah pensiun sebagai wapres.

Apalagi, Kalla juga berkomitmen membantu Presiden Joko Widodo menghadapi pilpres mendatang.

"Ia (Kalla) mau pensiun, pasti bantu Pak Jokowi, jadi (wacana) apa pun dia tidak peduli," tutur Sofjan.

Cukup 55 Tahun

Beberapa waktu Kalla juga kembali mengungkapkan bahwa dirinya takkan maju kembali pada Pilpres 2019.

Pernyataan Kalla tersebut ia ungkapkan bukan untuk kali pertama, namun untuk kesekian kalinya. Salah satu pertimbangannya, Kalla mengaku sudah berpuluh tahun mengabdi.

"Saya sudah 35 tahun dalam bisnis dan 20 tahun di pemerintahan. Jadi 55 tahun bagi saya itu sudah cukup," ujar Kalla.

Menurut Kalla, ia ingin menikmati waktunya bersama dengan keluarga dan cucu terkasih.

"Jadi sudah waktunya untuk bersama keluarga, melihat cucu saya," kata dia.

Baca: Jusuf Kalla: 55 Tahun bagi Saya Sudah Cukup

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com