Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Perhimpunan Pelajar Indonesia
PPI

Perhimpunan Pelajar Indonesia (www.ppidunia.org)

Pemuda Indonesia dan Ajakan Menolak Apatisme pada Pilkada

Kompas.com - 26/06/2018, 19:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Golput seharusnya bukan menjadi sebuah pilihan, tetapi telah menjelma sebagai sebuah alternatif yang seharusnya ditiadakan.

Generasi muda harus bisa resisten dengan paradigma ini karena tidak ada yang bisa dibanggakan dari abstainnya pemuda dalam kontestasi politik. Walaupun ada saja sudut pandang yang bertutur "tapi calon pemimpinnya tidak ada yang bener", bukan berarti golput adalah jawabannya.

Pilihlah yang paling memenuhi kriteria para generasi muda dan mereka yang menawarkan kebaruan bagi pembangunan daerahnya. Selanjutnya, peran para generasi muda tidak selesai di sini, justru sebaliknya, ini adalah titik awal generasi muda untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa ini.

Generasi muda harus mengawal pembangunan bagi pemimpin yang nantinya terpilih. Kembali, Indonesia akan ditentukan oleh generasi mudanya.

Dengan begitu, sudah selayaknya momentum demokrasi tingkat I dan II ini dijadikan batu loncatan bagi generasi muda untuk mulai menyelamatkan demokrasi bangsa ini. Demokrasi harus diselamatkan, bukan hanya untuk hari ini, melainkan juga hari-hari setelahnya.

Budaya dan sudut pandang generasi muda yang sudah harus mulai asah untuk tidak hanya tajam dalam kritik, tetapi juga harus mulai berat pada pujian.

Biarlah esok menentukan siapa yang menjadi nakhoda di daerahnya masing-masing, tetapi jangan sampai esok dan hari selanjutnya menjadi hari yang mendikotomikan generasi muda sebagai kelompok yang tidak peduli akan bangsanya sendiri.

Jadikan esok sebagai momentum untuk mulai berpikir dan berjuang bagaimana generasi muda bisa menjadi penentu arah pembangunan bangsa ini dan menjadi penyelamat dari tergerusnya makna demokrasi dan politik yang sebenarnya.

Pemuda bukan hanya penerus bangsa, tetapi sudah menjelma pula menjadi pelurus bangsa. Pemuda Indonesia harus menjadi barometer demokrasi politik bangsa ini dengan katakan tidak pada golput.

Selamat berdemokrasi pemuda Indonesia, mari selamatkan demokrasi politik bangsa ini dalam kerangka kebersamaan.

Erbi Setiawan
M.Sc of Urban Environmental Management,
Wageningen University & Research, Belanda
ppidunia.org

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com