Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
F.X. Lilik Dwi Mardjianto
Ketua Program Studi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara

pengagum jurnalisme | penikmat sastra | pecandu tawa riang keluarga

Deepfake Videos: Musuh Utama Jurnalisme Multimedia

Kompas.com - 25/06/2018, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam video tersebut, "Donald Trump" digambarkan sedang memberikan pernyataan tentang Belgia. Wajah, ciri-ciri fisik lain, serta gerak tubuh sosok di dalam video tersebut mirip dengan Trump.

Menurut sebuah artikel di laman IFCN, video itu dibuat dan disebarkan melalui media sosial untuk menekan pemerintah Belgia agar bertindak dalam permasalahan perubahan iklim.

Trump tidak pernah memberikan pernyataan tersebut. Namun, bagaimana video itu bisa muncul?

Hasil penelusuran jaringan pengecek fakta internasional membuktikan bahwa materi dasar video tersebut adalah video pernyataan Trump tentang hal lain. Kemudian, video asli tersebut dimanipulasi sedemikian rupa, terutama pada bagian gerak mulut, dengan menambahkan suara yang sangat mirip dengan suara Trump.

Suara itu dibuat dengan mengompilasi berbagai kata yang pernah diucapkan oleh Trump di berbagai kesempatan terpisah dan dirangkai untuk membentuk sebuah kalimat tentang isu perubahan iklim di Belgia.

Contoh lain berikut ini lebih mengerikan. Tim riset dari University of Wahington berhasil membuat perangkat lunak untuk membuat video imitasi dengan hanya berbekal suara seseorang.

Dalam riset tersebut, tim hanya menggunakan rekaman suara Barrack Obama ketika masih menjadi Presiden Amerika Serikat.

Dengan menggunakan algoritma tertentu, tim riset berhasil menanamkan mesin pintar di dalam perangkat komputer yang mampu mengenali dan mempelajari gerakan mulut dan gerak tubuh Barrack Obama.

Teknologi machine learning ini diterapkan untuk mengenali dan mempelajari sebanyak mungkin video Barrack Obama yang beredar di ruang publik. Mesin tersebut pada akhirnya memiliki bank data tentang gerak tubuh dan gerak bibir Barrack Obama.

Tahap selanjutnya adalah membuat video imitasi yang memperlihatkan sosok yang sangat mirip dengan Barrack Obama hanya dengan berbekal rekaman suara mantan Presiden Amerika tersebut.

Untuk mendapatkan video imitasi tersebut, tim riset memasukkan rekaman suara Barrack Obama ke dalam sistem, dan "meminta" mesin pintar untuk "menciptakan" video yang sangat mirip dengan aslinya.

Tentu jika tidak diantisipasi, teknologi ini memungkinkan pihak tertentu untuk membuat video yang memperlihatkan sosok "Barrack Obama" atau sosok lain sedang mengatakan hal tertentu padahal itu tidak pernah terjadi.

Deepfake videos memang belum banyak beredar, apalagi di Indonesia. Namun, tidak ada yang bisa menjamin bahwa perkembangan teknologi manipulasi video akan melambat.

Semua orang tentu berkepentingan dengan hal ini. Jurnalis adalah bagian dari masyarakat yang memiliki tanggung jawab besar untuk mengantisipasi hal ini. Perkembangan teknologi deepfake video merupakan sinyal bagi jurnalis untuk lebih giat melakukan verifikasi alias pengecekan fakta.

Selain melakukan pengecekan fakta secara tradisional melalui konfirmasi ke berbagai pihak, sudah saatnya jurnalis mulai "menjalin persahabatan" dengan teknologi yang berguna untuk mencegah, mengenali, dan mengecek kebenaran sebuah informasi yang muncul dalam format multimedia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com