KOMPAS.com - Peristiwa kapal tenggelam kembali terjadi. Pada 18 Juni 2018, KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara.
Proses pencarian terhadap para korban masih terus dilakukan.
Berdasarkan hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), peristiwa kapal tenggelam yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh sejumlah faktor, di antaranya gelombang tinggi dan kelebihan muatan.
Berikut 15 peristiwa kapal tenggelam sejak tahun 2003 hingga 2018, yang dirangkum dari laporan investigasi KNKT melalui www.knkt.dephub.go.id:
1. KMP.Wimala Dharma (7 September 2003)
Pada 7 September 2003, KMP Wimala Dharma bertolak dari Pelabuhan Penyeberangan Padang Bai ke Lembar dengan muatan 7 truk besar, 7 truk sedang, 1 bis besar, 2 mobil pribadi dan 8 sepeda motor serta 125 penumpang dan awak kabin serta 15 ABK termasuk nakhoda.
KMP Wimala Dharma diberangkatkan dengan kondisi kelebihan muatan yang mengakibatkan overdraft.
Tidak tepatnya sikap olah gerak pada saat kapal bertolak meninggalkan dermaga di pelabuhan, dan cuaca buruk mengakibatkan penurunan kemampuan stabilitas kapal.
Akhirnya KMP Wimala Dharma tenggelam pada kedalaman lebih kurang 300 meter - 500 meter di Perairan Selat Lombok.
Seluruh muatan tidak bisa diselamatkan.
Sebanyak 15 ABK termasuk nakhoda dan 120 penumpang selamat, sementara 5 penumpang meninggal dunia.
2.KM Wahai Star (10 Juli 2007)
Pada 10 Juli 2007, KM.Wahai Star berangkat dari Pelabuhan Namrole (Pulau Buru), dengan mengangkut kurang lebih 59 penumpang orang penumpang.
Saat itu, cuaca buruk dan gelombang tinggi hampir 3 meter membuat speed boat yang digandeng dengan menggunakan tali yang panjangnya sampai 7 meter berbenturan mengenai buritan kapal.
KM Wahai Star tenggelam karena adanya kebocoran di bagian belakang kapal sehingga air masuk ke dalam kamar mesin.
Pompa bilga yang berfungsi untuk membuang air dari kamar mesin keluar juga tidak bisa digunakan.
Air yang masuk ke kamar mesin membuat mesin–mesin terendam air dan menyebabkan mesin utama dan mesin bantu tidak berfungsi.
Akhirnya, kapal kehilangan stabilitas dan hantaman gelombang mengakibatkan kapal semakin miring ke kiri.
Para awak dan penumpang dianjurkan untuk menyelamatkan diri dengan terjun ke laut.
Dengan jarak diperkirakan 8 hingga 9 mil dari Pulau Ambon, penumpang yang telah ditemukan berjumlah 59 orang, dengan rincian 43 orang selamat dan 16 orang meninggal dunia.
3. KM Samudra Makmur Jaya (17 Mei 2008)
KM Samudra Makmur Jaya bertolak dari Pelabuhan Cirebon ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada 9 Mei 2009 dengan diawaki 17 orang.
Setelah sempat singgah di Dermaga Nilam, perjalanan langsung menuju ke Tanjung Perak.
Pada 17 Mei 2008, saat mendekat ke Tanjung Perak. kapal mengalami kebocoran pada bagian kamar-kamar mesin ketika sampai di Gapura Surya Dermaga Tanjung Perak.
Air masuk menggenangi kamar mesin dan mesin induk mati.
Pada pukul 17.15 WIB, kapal tenggelam miring kanan. Lokasi tenggelamnya kapal ini berada pada jalur lalu lintas kapal penyeberangan Ujung – Kamal (Madura).
Akibat dari kecelakaan ini, 2 awak kapal meninggal dunia dan seluruh muatan yang dibawa tidak dapat diselamatkan.