PORSEA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan, pihaknya dan sejumlah lembaga terkait akan menyiapkan 5 kapal untuk mendukung kegiatan pelayaran di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.
Menurut Budi, salah satu kapal dengan ukuran 300 gross tonnage (GT) ini akan bisa digunakan pada November 2018 nanti.
"Hari ini saya ingin memastikan proyek pembangunan kapal roro yang akan ditempatkan di Pelabuhan Tomok ke Pelabuhan Ajibata dengan kapasitas yang jauh lebih besar dari yang ada," kata Budi di sebuah galangan kapal di Porsea, Sumatera Utara, Jumat (22/6/2018).
Baca juga: KM Sinar Bangun Tenggelam, YLKI Minta Syahbandar Dipidana
Ia menugaskan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat untuk melakukan pengawasan agar kapal ini bisa meningkatkan pariwisata di Danau Toba. Selain itu, di tahun 2019, Kemenhub akan membangun satu kapal lagi.
"ASDP yang akan menjadi operator kapal ini nanti akan membangun 1 lagi dan kami sudah dapat konfirmasi ada dua kapal lagi yang akan disumbang oleh swasta yang beroperasi di Sumut," katanya.
Untuk empat kapal lainnya, Budi meminta pemerintah setempat untuk melakukan penelitian terkait penyesuaian kebutuhan yang diinginkan.
Baca juga: DPR: Musibah KM Sinar Bangun Seharusnya Bisa Dihindari
Ia mencontohkan, kapal yang sedang dibangun saat ini memiliki kapasitas untuk 280 orang, 17 truk dan 32 mobil.
"Kita pesan, tolong ikut mengawasi apa yang terjadi di pelabuhan-pelabuhan karena safety adalah keharusan. Jadi syahbandar harus punya pengetahuan dan komitmen. Bahkan nahkoda-nahkoda itu kita sekolahkan supaya penduduk di sini dapat kerjaan dengan kualifikasi lebih bagus," kata dia.
Budi juga ingin kawasan Porsea ini bisa menjadi galangan kapal yang dikelola oleh masyarakat setempat.
Baca juga: Tragedi KM Sinar Bangun, YLKI Nilai Pemerintah Lalai
Oleh karena itu, ia ingin anak-anak setempat bisa dididik untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengelola galangan kapal.
"Agar mereka menjadi pemain-pemain dan semua dikerjakan oleh masyarakat Sumut. Nah ini sudah kita sepakati untuk dilaksanakan, satu sisi kita menunjang pariwisata," ujarnya.
Menurut dia, keberadaan industri perkapalan di kawasan Danau Toba nantinya bisa meningkatkan kualitas pelayaran.
Baca juga: Menanti Kepastian Pencarian Korban KM Sinar Bangun...
"Selain akan membuat unit UPT (Unit Pelaksana Teknis) supaya mengawasi operasional yang ada di Toba, sudah minta BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) untuk datang ke sini selain mengawasi pembangunan kapal juga akan supporting pengawasan kapal-kapal yang ada," kata dia.
Nantinya kelima kapal ini akan dikelola oleh ASDP Indonesia Ferry demi menjaga profesionalitas layanan kapal penyeberangan. Dengan demikian, pengelolaan pariwisata di Danau Toba juga akan maksimal.
"Kita minta ASDP untuk lakukan, tetapi kami minta ASDP melibatkan semua masyarakat Toba dan sekitarnya," kata dia.