10. KMP Munawar Ferry (3 Januari 2014)
KMP Munawar Ferry berlayar dari Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa Barat menuju Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur dengan mengangkut 16 unit kendaraan bermotor.
Kapal mengalami benturan di beberapa bagian. Akhirnya, kapal mendadak miring ke kanan. , KMP Munawar Ferry cikar kiri berbalik arah sebagai upaya untuk mengkandaskan ke daratan terdekat.
Setelah berbalik arah, kemiringan ke kanan bertambah dan kembali terdengar suara benturan kendaraan di geladak kendaraan.
Kapal ini terbalik dan tenggelam di Perairan Selat Alas, Lombok.
Dari peristiwa ini, korban jiwa sebanyak 3 penumpang. Dari posko pengaduan, 6 penumpang dinyatakan hilang. Seluruh awak kapal dinyatakan selamat.
11. KM Pertama I (26 Agustus 2014)
Kejadian bermula ketika KM Pertama singgah di Pelabuhan Gresik. Kondisi kapal dalam kondisi miring setelah dicek pelat lambung kiri pecah sepanjang 1 meter.
Lambung kiri KM Pertama I berbenturan dengan ulup jangkar pada haluan kanan Crane Barge AWB Labuhan 2310.
Ulup jangkar tersebut menusuk dan merobek pelat lambung kiri KM. Pertama I.
Kapal lama-lama menjadi miring dan tenggelam di perairan Pelabuhan Gresik, Jawa Timur, 26 Agustus 2014.
Akibat kecelakaan ini, KM Pertama I tenggelam bersama dengan seluruh 2000 ton muatan pupuknya.
Sedangkan Crane Barge AWB Labuhan 2310 mengalami goresan ringan pada ulup jangkar haluan kanan.
Dua awak kapal juru mudi jaga dan KKM KM. Pertama I yang ditemukan dalam kondisi meninggal.
12. MV. Marina Baru 2B (19 Desember 2015)
Pada 19 Desember 2015, MV. Marina Baru 2B bertolak dari Pelabuhan Kolaka, Sulawesi Tenggara dengan tujuan Pelabuhan Siwa, Sulawesi Selatan.
Ketika tiba di Teluk Bone, Sulawesi Selatan, cuaca yang semula baik berubah menjadi gelombang. Kapal MV Marina tetap melanjutkan perjalanannya.
Kondisi cuaca semakin tak bersahabat ketika adanya pusaran angin dan mendung. Anjungan kapal pun retak dan air laut masuk ke halauan serta kamar mesin.
Kapal ini lama kelamaan tenggelam.
Dari jumlah pelayar 118 orang, sebanyak 40 orang penumpang berserta awak kapal dapat diselamatkan tim penolong. Sedangkan 66 orang ditemukan meninggal dan 12 orang dinyatakan hilang.
13. Dharma Kencana VIII (14 Oktober 2016)
Pada 14 Oktober 2016, kapal ini bertolak dari pelabuhan Labuhan Bajo ke Tanjung Merak Surabaya.
Ketika dalam posisi melintasi Pulau Kokotan, kapal mulai mendapatkan getaran. Getaran terjadi karena kapal menyenggol karang bawah aiir.
Kebocoran pada kapal tidak bisa ditanggulangi di ruang pompa kapal. Akhirnya air segera menggenangi kamar mesin.
Karena air begitu cepat masuk, nahkoda segera memerintahkan lokasi untuk mengkandaskan kapal.
Akhirnya, kapal kandas di alur pelabuhan Labuhan Bajo, NTT.
Seluruh awak kapal dan penumpang berhasil dievakuasi oleh kapal-kapal yang datang memberikan bantuan.
Pemeriksaan bawah air terhadap kerangka KM Dharma Kencana VIII menunjukkan terjadi kerusakan pada lambung kapal sisi kanan dengan panjang sekitar 30 jarak gading.
14. KMP Sweet Istanbul (21 Maret 2017)
Peristiwa tenggelamnya Kapal ini disebabkan oleh banyaknya air yang masuk ke dalam kapal akibat korosi pada bagian lambung kanan kapal.
Kapal ini sudah dua tahun tanpa awak dan kurangnya perawatan.
Kapal pada mulanya miring ke kanan secara perlahan. Tidak ada korban jiwa maupun muatan dikarenakan kapal pada posisi tidak beroperasi.
Tenggelamnya kapal ini berada pada area Labuh Jangkar Tanjung Priok
Selain itu, tidak terlihat adanya pencemaran bahan bakar kapal. Posisi tenggelamnya kapal tidak berada di alur pelayaran pada kedalaman sekitar 30 meter.
15. KM Sinar Bangun (18 Juni 2018)
Peristiwa tenggelamnya kapal ini terjadi di perairan Danau Toba Sumatera Utara. Kapal ini tenggelam diduga karena dihantam ombak akibat cuaca buruk.