Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INFOGRAFIK Serial Presiden: Abdurrahman Wahid

Kompas.com - 23/06/2018, 09:33 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Akbar Bhayu Tamtomo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan Gus Dur menjabat sebagai Presiden keempat Republik Indonesia setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 1999.

Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 7 September 1940.

Ketika lahir, ia diberi nama Abdurrahman Addakhil. Nama "Addakhil" mempunyai makna sang penakluk.

Kemudian, nama belakangnya diubah menjadi "Wahid", dan akhirnya lebih kerap dipanggil dengan Gus Dur.

"Gus" sendiri merupakan panggilan kehormatan yang ditujukan untuk seorang anak kiai yang berarti "Mas".

Pada 1944, Gus Dur pindah dari Jombang ke Jakarta mengikuti ayahnya yang terpilih sebagai Ketua Partai Masyumi.

Baca juga: INFOGRAFIK Serial Presiden: BJ Habibie

Ayah Gus Dur, yang pernah menjabat Menteri Agama, mendorongnya untuk gemar membaca berbagai buku, majalah, dan koran.

Kebiasaan ini membuat wawasannya semakin luas.

Pada 1954, us Dur malanjutkan pendidikan SMP ke Yogyakarta. Pendidikan agama diperdalamnya dari pesantren hingga belajar ke berbagai ulama.

Pada 1963, Gur Dur melanjutkan studi ke Mesir. Akan tetapi, karena kondisi tertentu, ia sempat pindah ke Irak, dan melanjutkan pendidikan ke Jerman dan Perancis.

ABDURRAHMAN WAHIDKOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo ABDURRAHMAN WAHID
Setelah kembali ke Indonesia pada 1971, Gus Dur bergabung dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi (LP3ES).

Ia juga sempat menapaki karier sebagai jurnalis.

Perjalanan karier politiknya dimulai ketika ia kembali ke Jombang.

Gus Dur bergabung dengan Nahdlatul Ulama (NU). Pada Pemilu Legislatif 1982, Gus Dur berkampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Baca juga: Sejarawan Inggris: Gus Dur dan Ahok seperti Soekarno dan Diponegoro

PPP merupakan hasil gabungan dari empat organisasi Islam termasuk NU. Oleh karena itu, kontribusi terhadap NU sangat dibutuhkan.

Pada Musyawarah Nasional NU 1984, Gus Dur terpilih sebagai Ketua PBNU.

Ia menerima jabatan ini dengan syarat mendapat wewenang penuh untuk memilih pengurus yang akan bekerja di bawahnya.

Terpilihnya Gus Dur sebagai Ketua PBNU disambut positif oleh Soeharto. 

Memimpin Indonesia

Setelah Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden, iklim politik Indonesia berubah.

Di bawah kepemimpinan Habibie, kebebasan berpolitik lebih luas.

Partai-partai politik mulai bermunculan.

Baca juga: INFOGRAFIK Serial Presiden: Soeharto

Pada Juli 1998, Gus Dur menyetujui usulan dari para kader NU untuk membentuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Pada Juni 1999, PKB ambil bagian dalam pemilu legislatif dengan raihan suara 12 persen.

Namun, perolehan suara PKB kurang bisa memberikan pengaruh bagi pencalonan presiden.

Pada 7 Oktober 1999, Amien Rais dan Poros Tengah resmi mencalonkan Gus Dur sebagai calon presiden.

Pada 19 Oktober 1999, MPR menolak pidato pertanggungjawaban Habibie.

Pada 20 Oktober 1999, Gus Dur terpilih sebagai presiden. Sementara, Megawati sebagai wakil presiden.

Pemerintahan Gus Dur-Mega membentuk Kabinet Persatuan Nasional, dengan koalisi PDI-P, PKB, Golkar, PPP, PAN, dan Partai Keadilan (PK).

Baca juga: INFOGRAFIK Serial Presiden: Soekarno

Sejumlah kebijakan baru digagas Gus Dur di awal pemerintahannya, di antaranya pembubaran Departemen Penerangan dan Departemen Sosial.

Akhir Kepemimpinan

Akhir 2000, ketidakpuasan terhadap Gus Dur ditunjukkan oleh kalangan politik.

Dari DPR, sejumlah protes dilancarkan. 

Gus Dur meminta Menko Polsoshukam untuk menyatakan keadaan darurat.

Namun, permintaan ini tidak digubris dan Gus Dur memecat Menko Polsushukam yang saat itu dijabat oleh Susilo Bambang Yudhoyono.

Menanggapi berbagai pemecatan yang dilakukan Gus Dur, Amien Rais yang saat itu menjabat Ketua MPR, meminta sidang istimewa MPR dimajukan.

Gus Dur kemudian mengumumkan pemberlakuan dekrit yang salah satu isinya adalah pembubaran MPR/DPR.

Dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan.

Pada 23 Juli 2001, anggota DPR melayangkan protes dan dan tercatat 151 anggota DPR menandatangani petisi meminta pemakzulan terhadap Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Soekarnoputri.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo ABDURRAHMAN WAHID

PERJALANAN KARIER:

Pekerjaan:
- Guru Madrasah Mu'allimat, Jombang ( 1959 - 1963 )
- Dosen Universitas Hasyim Asyhari, Jombang ( 1972 - 1974 )
- Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Hasyim Asyhari, Jombang ( 1972 - 1974 )
- Sekretaris Pesantren Tebuireng, Jombang ( 1974 - 1979 )
- Konsultan di berbagai Lembaga dan Departemen ( 1976 )
- Pengasuh Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta ( 1976 )
Pemerintahan :
- Presiden RI ( 1999 - 2001 )
Legislatif :
- MPR dari Utusan Golongan ( 1987 - 1992 )
- MPR dari Utusan Golongan ( 1999 - 2004 )

Kegiatan Lain:
- Ketua Umum Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Yogyakarta
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Ceko
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Brussel, Belgia
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke India
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Korea Selatan
- Peseta dalam Menghadiri Pertemuan UNCTAD, Thailand
- Anggota Dewan Pendiri Shimon Peres Peace Center, Tel Aviv, Israel
- Pendiri Forum 2000 (Organisisasi yang mementingkan Hubungan Antaragama)
- Wakil Ketua Kelompok Tiga Agama yaitu Islam, Kristen dan Yahudi yang di bentuk di Universitas Al Kala, Spanyol
- Peseta dalam Menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Selatan (South Summit), Havana, Kuba
- Juri Festival Film Indonesia (FFI)
- Ketua Kelompok Kerja Forum Demokrasi
- Anggota Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) ( 1979 - 1984 )
- Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) Dewan Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM) ( 1983 - 1985 )
- Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ( 1984 - 1989 )
- Ketua Tanfidziyah PBNU ( 1989 - 1994 )
- Ketua Tanfidziyah PBNU ( 1994 - 1999 )
- Ketua Dewan Internasional Konferensi Dunia bagi Agama dan Perdamaian (World Conference on Religion and Peace-WCRP), Italia ( 1994 )
- Anggota Badan Penasihat Forum Kerja Indonesia ( 1998 )
- Anggota Dewan Penasihat Angkatan Muda Nahdlatul Ulama (AMNU) ( 1998 - 2000 )
- Anggota Pembentuk Koalisi Gerakan Demokrasi ( 1998 )
- Ketua Dewan Maritim Indonesia (DMI) ( 1999 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Malaysia ( 1999 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Singapura ( 1999 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Myanmar ( 1999 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Thailand ( 1999 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Laos ( 1999 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Kamboja ( 1999 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Vietnam ( 1999 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Filipina ( 1999 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Amerika Serikat ( 1999 - 1999 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Jepang ( 1999 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Kuwait ( 1999 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Yordania ( 1999 )
- Peserta Menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Informal ke-3 ASEAN, Filipina ( 1999 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Jeddah dan Riyadh, Arab Saudi ( 1999 - 1999 )
- Peserta Kunjungan Resmi ke Cina ( 1999 - 1999 )
- Peserta Menghadiri KTT Milenium PBB, New York ( 2000 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Geneva, Swiss ( 2000 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke London, Inggris ( 2000 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Perancis ( 2000 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Belanda ( 2000 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Itali, Vatikan ( 2000 )
- Ketua Tanfidziyah PBNU ( 2000 - 2005 )
- Ketua Dewan Syuro PKB ( 2000 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Johannesburg, Afrika Selatan ( 2000 )
- Peserta Kunjungan tidak Resmi ke Cancun, Meksiko ( 2000 )
- Ketua Umum Dewan Syuro PKB hasil Muktamar II, Semarang ( 2005 - 2010 )

Publikasi:
- Buku: Bunga Rampai Pesantren. Penerbit : Dharma Bhakti, Jakarta ( 1979 )
- Buku: Muslim di Tengah Pergumulan. Penerbit : Leppenas, Jakarta ( 1981 )

Penghargaan:
- Bintang Tanda Jasa Kelas 1, Bidang Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan dari Pemerintah Mesir
- Ramon Magsaysay
- Pin Penghargaan Keluarga Berencana dari Perhimpunan Keluarga Berencana I
- Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI BJ Habibie
- Gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Jawaharlal Nehru, India
- Gelar Doktor Honoris Causa, Bidang Perdamaian dari Soka University Jepang ( 2000 )
- Global Tolerance Award dari Friends of the United Nations, New York ( 2003 )
- Presiden World Headquarters on Non-Violence Peace Movement ( 2003 )
- World Peace Prize Award dari World Peace Prize Awarding Council (WPPAC), Seoul, Korea Selatan ( 2003 )
- Penghargaan dan kehormatan dari Temple University, Philadelphia, Amerika Serikat, yang memakai namnya untuk penghargaan terhadap studi dan pengkajian kerukunan antarumat beragama, Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study ( 2008 )
- Penghargaan dari Simon Wiethemtal Center, Amerika Serikat ( 2008 )
- Penghargaan dari Mebal Valor, Amerika Serikat ( 2008 )

Kompas TV Budiman Sudjatmiko adalah aktivis muda saat masa penentangan Orde Baru atau dikenal dengan era reformasi tahun 1998.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com